Rabu, 11 November 2020

MEWUJUDKAN EKSPEKTASI TERTINGGI PENULIS

 

Malam ini pelatihan belajar menulis bersama Omjay memasuki malam yang ke 17, Narasumber malam ini seorang guru SD dari Gorontalo Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd seorang guru yang aktif mengajar di Sekolah Dasar No. 30 Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Didampingi moderator Ibu Aam Nurhasanah akan melakukan pemaparan pelatihan yang menarik malam ini.

                                                                Foto : Ibu Jamila K. Baderan M.Pd

Menyandang gelar Magister Pendidikan dari Universitas Negeri Gorontalo, menambah penasaran saya menunggu pemaparan materi tentang dunia tulis menulis dari narasumber cantik Isteri dari Bapak Amir Hamzah S.P ini.

Memiliki 3 (tiga) orang putri dan 1 (satu) orang putra tidak menghalangi Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd untuk berprestasi dibidang tulis menulis. Hal ini dibuktikan beliau dengan terbitnya berbagai jenis buku hasil dari tulisan beliau.

Bagaimana beliau menulis dan menerbitkan buku, akan beliau ceritakan sebagai motivasi bagi penulis pemula seperti saya agar bisa berprestasi seperti beliau nantinya. Prestasi seorang penulis biasanya diukur dari berapa buku yang dia terbitkan dan bagaimana pengaruh positif dan nilai jual buku tersebut dipasaran.  

Ekspektasi atau harapan para penulis

Mengubah Ekspektasi menjadi Prestasi, hal ini yang menjadi fokus pemaparan materi yang disampaikan bu Jamila. Mengubah harapan menjadi sebuah kebanggaan menjadi suatu hal yang di impikan setiap penulis.

Berbagai cara dilakukan setiap penulis untuk mengejar impiannya. Cara terbaik meningkatkan pengembangan diri dan mengeluarkan seluruh potensi yang ada pada diri kita adalah dengan cara bergabung dengan salah satu komunitas yang positif. Salah satu komunitas yang positif seperti mengikuti group belajar menulis melalui whatsapp group. Hal ini sebagai jalan untuk mewujudkan harapan yang ingin dicapai.

Ekspektasi suatu kata yang sudah sering kita dengar, setiap individu dalam masyarakat pasti didalam dirinya tertanam ekspektasi terhadap berbagai hal yang di inginkan didalam hidup.

 Sebagai contoh kecil ekspektasi bergabung di group pelatihan menulis ini seluruh peserta  pasti semua sepakat ingin menghasilkan sebuah karya yang menjadi jejak literasi yang ingin selalu dikenang meskipun kita sudah tiada. Muara dari setiap tulisan kita yaitu buku. ekspektasi tertinggi dalam setiap pelatihan menulis pasti menerbitkan buku.

Namun terkadang ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ekspektasi terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini jangan membuat kita menjadi patah semangat dan berhenti belajar. Agar hal itu tidak terjadi kepada kita. Memperbaiki diri terus belajar menjadi suatu keharusan.

Merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Harus betul-betul terus kita perjuangkan. Hingga mencapai sebuah keberhasilan.

Sekilas terkadang kita menganggap menulis adalah sesuatu hal yang mudah. karena aktivitas menulis sudah kita lakukan sejak kita kecil. Dan dalam berbagai kesempatan menulis menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan. Menggunakan berbagai media sosial sudah menjadi gaya hidup saat ini dan tulis menulis itu sudah akrab bagi pelaku medsos tersebut.. 

Kendala yang dihadapi penulis pemula

Tetapi terkadang ketika kemampuan menulis disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar, masalah ini menjadi umum yang akan ditemui para penulis pemula misalnya seperti :

1.   Bagaimana memulai sebuah tulisan

2.   Apa ide/topik yang harus kita tulis

3.   Apakah tulisan nantinya menarik

Hal ini pasti pernah dialami penulis pemula maupun penulis yang sudah menerbitkan buku saat ini. Mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula. Melewati proses yang panjang dan penuh perjuangan melawan seluruh hambatan baik yang datang dari diri kita sendiri maupun dari lingkungan sekitar.

Tantangan terbesar dalam menulis ada pada diri kita sendiri. Terkadang perasaan atau mood kita lagi tidak bersahabat. Rasa malas untuk menulis kehilangan niat untuk menulis itu terkadang muncul. Jika berkepanjangan bisa menghancurkan impian setiap penulis.

Cara mewujudkan ekspektasi menjadi prestasi

Maka untuk mewujudkan ekspektasi menjadi prestasi kita harus mengubah pola pikir kita. Ada dua hal penting yang harus kita ubah yaitu :

1.     Mindset

Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita.

Sudut pandang kita terhadap menulis harus betul-betul kita rubah, menulis adalah sesuatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan bisa dilakukan siapapun. Hal ini harus kita tanamkan dalam pola pikir kita. Jika kita menanamkan pola pikir yang salah. Maka menulis akan menjadi beban. Dan ekspektasi kita tidak akan pernah terwujud. Maka mindset harus kita rubah terlebih dahulu. Sebelum kita memulai untuk menulis.

2.     Passion

passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan. Kalau menulis sudah menjadi passion kita, maka melakukannya akan sangat menyenangkan dan akan menjadi sebuah kebutuhan bagi kita.

     Jika kedua hal diatas mampu kita rubah dalam pola pikir kita, maka mewujudkan ekspektasi menjadi prestasi adalah suatu hal yang mudah.

Pengalaman menulis Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd

Pengalaman ibu jamila dalam mewujudkan ekspektasi dalam menulis adalah berjuang membangun tekad dan keyakinan kuat untuk mencapai realitas.

Jalan berliku dan terjal untuk mewujudkan Ekspektasi telah dilalui Ibu Jamila demi mewujudkan impian beliau. Terkadang beliau juga sering mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat mustahil.

Berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang susah payah di bangun. Terus melakukan dan berbuat dengan keyakinan Pantang mundur jika kaki sudah melangkah, Menjadi jalan untuk mewujudkan ekspektasi beliau.

Pengalaman Ibu Jamila saat menerima tantangan Prof. Eko Indrajit untuk menulis buku dalam seminggu, diawali sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikiran beliau. Berbagai pikiran negatif menghantui namun berkat tekad dan dibarengi niat, tekad serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasi beliau berubah menjadi prestasi.

Potensi yang dimiliki Ibu Jamila betul-betul tergali saat bertemu dengan Prof. Richardus Eko Indrajit. Profesor ini memang terkenal mampu mengorbitkan penulis pemula. Dan memotivasi penulis pemula mengirimkan naskah bukunya untuk diterbitkan.

Menurut penuturuan Ibu Jamila, sewaktu pengumuman bahwa tulisan beliau lolos tanpa revisi. Beliau seolah tidak percaya dan tidak pernah menyangka. Awalnya beliau menganggap tulisan pribadi hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki takdir yang luar biasa.

Jadi menulis dengan kesenangan akan menghasilkan sesuatu hal yang tidak kita duga, berkali-kali kita mendengar motivasi Omjay, menulislah setiap hari dan rasakan keajaibannya. Hal ini bisa menjadi dorongan bagi kita sebagai penulis pemula. Jadikan menulis itu hobby maka kita tidak akan berat untuk melakukannya.

Kesimpulan dari materi malam ini

Agar dalam menulis kita dapat mewujudkan ekspektasi kita menjadi sebuah prestasi, melakukan hal-hal dibawah ini mungkin bisa mewujudkannya impian kita.

1.    Tulislah apa yang ingin kita tulis

2.    Menulislah apa adanya, tanpa adanya beban dan tekanan

3.    Jadikanlah menulis menjadi suatu kebutuhan

4.    Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.

5.    Menulis jangan terlalu lama

6.    Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karena yang menilai itu adalah pembaca nantinya.

 

Keenam tips yang berharga yang telah dibagikan oleh narasumber, menjadi sebuah pelajaran penting menambah motivasi bagi penulis untuk berprestasi dan menerbitkan buku.

semua hal yang disampaikan narasumber tidak akan punya arti apa–apa jika kita tidak mencoba untuk mempraktekkan apa yang sudah disampaikan narasumber malam ini.

Mari mewujudkan ekspektasi menjadi sebuah prestasi. Perbanyak membaca rajin melihat karya tulis orang lain dan jangan pernah menunda untuk membuat sebuah naskah tulisan kita. Mewujudkan Ekspektasi menjadi sebuah prestasi saatnya menjadi kenyataan.

3 komentar: