Senin, 14 Desember 2020

Pilkada Seperti Sepak Bola



Bulan Desember ini menjadi bulan yang penuh kegiatan penting di negeri ini. Mulai dari persiapan akhir tahun, pemilihan Kepala daerah serentak se-Indonesia dan bentar lagi menyambut hari besar salah satu agama.

Pilkada menjadi topik terhangat yang dibicarakan dan menjadi pusat perhatian di daerah yang melakukan pemilihan.

Pilkada itu kalau kita perhatikan hampir sama dengan pertandingan sepak bola, mau tau samanya dimana mari kita bahas.

1. Pendukung dan simpatisan
Sepak Bola 
Selesai pertandingan pendukung Tim masih tetap musuhan bahkan masih saling ejek, Satu sama lain dan tidak pernah mengakui kemenangan lawan.
Pilkada
Selesai pemilihan pendukung calon masih saling ribut dan merasa tidak pernah mau kalah.

2. Penonton lebih pintar
Sepak bola
Dalam pertandingan sepak bola, penonton selalu lebih hebat dari pemain penonton paling hebat berkomentar disuruh main dia belum tentu bisa.
Pilkada
Pendukung atau penonton selalu bicara lebih hebat dari pada Paslon, dan terkadang komentar pendukung lebih hebat dari paslonnya. Jika kalah akan menghujat yang menang, jika menang akan mengejek yang kalah padahal paslonnya santai aja, bahkan nanti selesai pelantikan masing-masing Paslon ngopi bareng lagi.

3. Panpel selalu untung
Sepak bola 
Dalam pertandingan sepak bola, panitia penyelenggara selesai pertandingan akan menghitung hasil penjualan tiket dan sponsor dan apapun ceritanya panitia selalu diuntungkan.
Pilkada 
Panitia penyelenggara (Panpel) dalam pemilu kira-kira siapa ya, semua sudah Taukan. Dari tingkat terendah sampai tertinggi. Ya selesai proses pemilu masing-masing akan menghitung honornya, Panpel lapangan dan Panpel tingkat kecamatan sampai kabupaten beda-beda pendapatan makin keatas biasanya makin gede pendapatannya. yang penting pilkada selesai kami dapat duit, kata mereka terserah deh mau ribut yang penting cair. He he...

4. Banyak sok pahlawan
Sepak bola
Jika selesai pertandingan dan menang, semua akan merasa berjasa dan akan merapat mulai dari pendukung maupun pejabat yang gak ngerti bola sama sekali. Yang penting merapat dan cari tempat untuk mengambil manfaat, seolah-olah seperti pahlawan yang berjasa.
Pilkada
Dalam pilkada juga begitu, siapa yang menang akan banyak yang sok jadi pahlawan, untungnya dibilik suara tidak kelihatan siapa yang dicoblos. Inilah yang sering disebut panglima talam, tadinya tidak mendukung, karena takut kehilangan jabatan atau kehilangan keuntungan maka pura-pura jadi pendukung menjadi jalan yang mereka lakukan.

Itulah tadi sedikit persamaan antara pilkada dan sepak bola, mohon maaf ini hanya sekedar tulisan, awas bacanya jangan baperan ya terima kasih he he...

Salam saya 

Budi Idris S.Pd
Guru PPKn, Blogger dan Penulis Buku dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan


Day10DesAISEIWritingChallenge

2 komentar: