Rabu, 10 Februari 2021

Senyum Menunda Luka

Perkenalkan diriku Leo Irawan seorang lelaki yang terus mencari wanita yang tepat untuk menjadi Ibu dari anak-anakku kelak. Mencerdaskan anak bangsa menjadi tugas mulia yang kujalani saat ini. 

Kisah senang dan sedih silih berganti menjadi penghias langkah hidupku setiap hari. Seperti kejadian pagi ini saat wanita idamanku yang dekat Dimata jauh dihati.

Pagi ini mengawali hari yang sedikit mendung. senyum manisnya mengawali pertemuanku pagi ini dengannya.

Intan Anggraeini, teman kerjaku sebagai sesama guru yang sesama menyandang status lajang dan masih honor di SMA Harapan Bangsa. Intan Angraeini yang memiliki paras cantik dan memiliki senyum manis. Pasti setiap lelaki yang melihatnya pasti tergoda.

"Hai, Bu Intan gimana kabarmu pagi ini?"

Dengan sedikit terpaksa bibir merahnya menjawab pertanyaanku. "Sehat pak sahutnya."

Terkadang ada perasaan suka yang telah lama kubendung ingin secepatnya kuluapkan padanya. Kepingan keberanian yang terus kukumpulkan entah sampai kapan bisa menjadi ujung tombak bibir ini mengungkap cinta.

Terlarut dalam lamunanku, terhentak sesaat melihat Intan melintas di hadapanku melintasi meja piket sebagai tempat aku terkadang istirahat melepas lelah saat selesai memberi ilmu terhadap anak didikku.

Lewat ya pak, suara itu menembus relung hati yang paling dalam. Dengan sedikit tersipu malu, kukuatkan bibir ini menjawab ya silahkan Bu.

Di sebelah pagar terparkir sebuah mobil Avanza hitam yang belum kukenal siapa pengemudinya. Dengan sedikit terburu-buru Intan menemui orang yang berada di dalam mobil hitam tersebut.

Berkecamuk perasaan dalam hati ini siapa gerangan pria tersebut. Yang begitu akrab berbicara dengan Bu Intan yang menghampirinya.

Dalam penerawangan perasaan yang berkecamuk pak Hasan salah satu guru senior di sekolah saya menegur sambil bertanya kepadaku.

"siapa tu Pak Leo yang barusan ketemu dengan Bu Intan" Tanya 

Pak Hasan.

"Gak Tau Pak" 

Dengan sedikit tersenyum yang menyembunyikan luka, kujawab dengan sedikit keraguan. 

Dengan rasa penasaran Pak Hasan bertanya dengan Bu Intan.

"Tan siapa tadi itu. Cowok yang dimobil?" 

Pak Hasan dengan raut Penasaran bertanya ke Bu Intan dengan sedikit memaksa.

mendengar dialog Pak Hasan dan Bu Intan dengan sedikit tidak menghiraukan namun aku coba menguping pembicaraan mereka, dengan sedikit was was aku jadi turut menanti jawaban dari Bu Intan.

Sambil duduk dan tersenyum aku terus menyimak pembicaraan Bu Intan dan pak Hasan

Bu Intan menjawab pertanyaan pak Hasan dengan begitu polosnya.

"Itu Andi pak, ada paket yang mau diambil tadi!"

"Oh Andi Pacarmu ya Tan"

pak Hasan terus memberondong pertanyaan ke Bu Intan. 

Sambil berlalu dan tersenyum Bu Intan pergi dari hadapan  kami yang sedang duduk dan bercerita.

Kukuatkan perasaan dan hati ini, aku menyadari sudah tidak ada harapan lagi. Hanya senyum yang mampu menunda setiap luka yang menyayat perasaan dan hati ini.

Biarlah kupendam perasaan dan rasa yang begitu lama menerawang dalam pikiran dan hayalanku. Semoga dia bahagia dengan pilihan hatinya.


Bersambung...

2 komentar: