Rabu, 08 Desember 2021

Cerpen: Kazumi Belajar Makna Budaya Antri

 


“Aha! Ketemu juga akhirnya!”

Teriakanku mengagetkan Kazumi yang duduk di sudut meja perpustakaan. Buku yang dipegangnya hampir saja terlepas.

“Bapak cari apa, sih?”

Aku tidak segera menjawab pertanyaan Kazumi. Kedua mataku masih fokus untuk melihat buku yang ku pegang. Buku yang sudah lama ingin ku baca ternyata terletak di bagian belakang susunan buku lemari perpustakaan sekolah tempat aku mengajar. Cover buku berwarna emas dengan balutan warna buku coklat yang menarik menjadikan buku yang kupegang terlihat istimewa. Dengan menegakkan kepala, aku menunjukkannya pada Kazumi.

“Ini yang Bapak cari, Zum!”

“Buku Apa itu, Pak?”

Kazumi bertanya sambil menekuni setiap huruf yang tertulis di cover buku. Aku melihatnya tersenyum saat dia mengeja pelan, “Emotional Quality Manajement.”

Dia pun menunjukkan wajah  sedikit kebingungan, “Wah buku tentang apa lagi itu, Pak?”

Aku mulai membuka penjelasan tentang buku yang aku pegang. Sebuah buku yang didalamnya terdapat bagaimana refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi.

“Kazumi Masih Bingung, Pak?”

Aku tersenyum tipis, “Makanya dibaca bukunya, Zum. Meskipun kita sibuk dan waktu kita sedikit sisihkan waktu untuk terus membaca buku, mulai sekarang banyak baca buku bertema motivasi hidup ya biar kamu terus semangat”

Kazumi pun begitu penasaran dan ingin tahu isi buku itu sebelum dia membacanya. Dia berkata coba pak ceritakan sedikit tentang isi buku itu.

“Gitu ya, Zum. Sebelum menceritakan isi buku ini kita bahas dulu mengenai pentingnya Budaya Antri,” jawabku sambil melihat reaksi wajah kazumi.

“Memang ada hubungannya, Pak?”

“Ada dong, jawabku tegas!”

Perlahan-lahan aku menjelaskan padanya bahwa apa pun buku yang kita baca jika tidak kita terapkan dalam kehidupan maka tidak akan memberikan manfaat. Budaya antri memiliki nilai pembelajaran kehidupan.

”Bapak pernah membaca artikel tentang budaya antri di negara Jepang, negara yang maju di kawasan asia dan masyarakatnya sangat terkenal dengan disiplin dan memiliki etos kerja yang baik. Kesuksesan masyarakat Jepang bukan lahir begitu saja namun sejak usia dini pendidikan moral dan disiplin sudah di ajarkan di Jepang, salah satunya budaya antri, sehingga wajar saat ini masyarakatnya sudah terbiasa untuk hidup disiplin.”

Kazumi pun mengangguk-anggukkan kepala. Sepertinya dia telah menyerap penjelasan awalku. Menyadari telah terbuka gerbang untuk menyerap pengetahuan tambahan, aku pun semakin bersemangat untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang manfaat budaya antri.

“Wah penasaran jelasin dong Pak budaya antri kok bisa meningkatkan disiplin ?”
Aku menganggukkan kepala kemudian menjelaskan padanya tentang manfaat budaya antri.

“Dalam budaya antri yang mengakar di masyarakat Jepang ada berbagai ajaran hidup. Misalnya tentang management waktu. Agar bisa dilayani lebih cepat, maka harus datang lebih awal sebelum antrian panjang. Jika datang terlambat ketika antrian sudah panjang kemudian buru-buru minta dilayani, pertanda orang itu tidak punya disiplin waktu yang baik.”

“Gitu ya, Pak”

“Selain itu, orang Jepang paham betul bahwa semakin tertib mereka mengantri, semakin cepat pula dilayani. Antrian yang tertib memudahkan proses yang sedang berjalan. Semakin kacau dan berebut sebuah antrian, maka semakin lama mereka mendapat pelayanan. Seharusnya semua orang di dunia ini berpikir seperti ini.”

“Negara kita bisa Gak, Pak?” tanya Kazumi menatap kedalaman mataku.

Aku pun berusaha membalasnya dengan tatapan tajam. Sebuah tatapan yang kupercaya akan membuat segala penjelasan mudah diterima.

“He he he. Bisalah, Zum. Kalau ada keinginan semuanya bisa kita lakukan. Buktinya banyak orang hebat dengan disiplin tinggi lahir di negeri ini seperti Pak Habibi Keren, kan?”

Kazumi menjawab singkat dan cepat, “Banget, Pak!”

Sesaat setelahnya, aku menjelaskan ada beberapa manfaat jika kita menanamkan budaya antri sejak dini.

“Budaya antri mengajarkan kita belajar sabar sehingga bisa mengendalikan emosi dan keinginan, bila belum waktunya maka harus menunggu sampai tiba giliran kita. Kita belajar menghormati hak orang lain. Mereka yang datang duluan berhak mendapat giliran lebih dulu sehingga tidak semena-mena apalagi mengambil milik orang lain. belajar konsekuensi dari perbuatan. Bila ingin mendapat giliran lebih dulu maka harus datang lebih dulu, oleh karena itu harus bangun lebih pagi, bersiap lebih cepat sehingga bisa sampai lebih dulu dari orang lain. Kita belajar mengatur waktu. Agar tidak terlambat maka kita akan mengatur waktu sebaik dan se-efisien mungkin agar bisa mendapatkan antrian tidak paling belakang, misalnya mandi tidak lama-lama, tidur tidak terlalu larut agar bisa bangun bagi dan sebagainya. jelasku sambil sedikit melihat isi buku yang aku pegang.

 

“Ternyata dengan antri banyak pelajaran ya, Pak?”

Aku berusaha menjelaskan dengan bahasa semudah mungkin. Agar Kazumi bisa memahami betul manfaat budaya antri.

“Masih ada manfaat lainnya jika kita terbiasa antri, Kita menjadi berpikir untuk melakukan sesuatu selama mengantri seperti menghapal pelajaran, membaca buku, browsing internet, bahkan bermain game pun tidak apa. Selanjutnya kita belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain yang juga ikut mengantri. Kita belajar disiplin, tertib, rapi dan sopan karena dalam mengantri tidak perlu mendorong-dorong sebab setiap orang pasti akan mendapatkan gilirannya. kita belajar rasa malu karena kadang kala ada orang-orang yang menyerobot antrian orang lain yang akan membawa keributan/kericuhan sehingga hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita. Kita belajar berani, jika ada yang menyerobot antriannya atau antrian orang lain, Kita dapat mencoba menegurnya karena hal tersebut merugikan orang lain. jelasku kemudian mengambil jeda.

“Kazumi menganggukkan kepala kemudian berkata, “Wah lumayan banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari budaya antri, ya, Pak.”

“He he. Iya, Zum. Sebenarnya itulah yang dinamakan pendidikan karakter yang sering diajarkan di kelas tentang etika moral biasanya pelajaran Bapak Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ada dibahas, Makanya mulai sekarang mari budayakan antri di tempat-tempat fasilitas umum biar kita dapat manfaatnya. Jawab ku.

Pertanyaan mengenai manfaat budaya antri yang terlontar dari bibir Kazumi sepertinya sudah sedikit terjawab. Mudah-mudahan jawaban demi jawaban yang ku berikan untuk memperkuat pendidikan karakter pada remaja bisa di tularkan Kazumi ke teman-teman sebayanya.

“Pak, Terima kasih ya sudah menjelaskan tentang manfaat budaya antri, Kazumi banyak dapat pelajaran hari ini dari Bapak.”

“ Ok Zum, Sudah menjadi tugas Bapak untuk terus memberikan pengetahuan yang Bapak miliki kepada kalian.

“Kazumi masuk kelas duluan, ya, Pak”

“Assalamualaikum”

Pada akhirnya keberhasilan sebuah pendidikan karakter itu tidak semudah membalikkan telapak tangan butuh proses panjang dan berulang dilakukan agar menjadi sebuah kebiasan. Melihat generasi bangsa Indonesia dimasa yang akan datang memiliki disiplin yang kuat dan memiliki etos kerja yang baik akan menjadi kenyataan jika budaya pendidikan karakter sudah ditanamkan sejak dini.


 

 

 

 


Selasa, 07 Desember 2021

Cerpen: Nasehat Cinta Untuk Kazumi


Pada pagi yang cerah, Kazumi Oktavia gadis remaja duduk termenung di depan teras kelas sambil menatap kosong. Udara pagi yang tidak begitu panas membuat suasana di bawah pohon mangga yang rindang menjadi lebih nyaman untuk beristirahat menanti jam pelajaran berikutnya berlangsung. Namun, bukan urusan cuaca yang merisaukan hati Kazumi. Masalahnya, sejak genap usia 17 Tahun dan menginjakkan kaki di kelas XII SMA dorongan rasa ingin berpacaran menjadi persoalan yang belakangan mulai mengganggu. 

Bagaimana tidak sosok Kazumi yang memiliki paras cantik dan pintar menjadi daya tarik tersendiri bagi lelaki yang melihatnya. Di usia remaja seperti ini godaan untuk ikut-ikutan seperti remaja kebanyakan yang berpacaran menjadi tantangan tersendiri bagi Kazumi.

Pembelajaran di kelas tadi juga sedikit mengganggu pemikiran Kazumi dimana seorang Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pak Rudi Ariansyah berbicara tentang kemerosotan moral ditambah lagi budaya pacaran yang bergeser dari malu-malu menjadi lebih terbuka di saat ini. 

Pak Rudi memang sedikit lebih longgar dalam hal pacaran  beliau mengatakan hal yang wajar berpacaran di usia remaja selagi kita mampu untuk membentengi diri kita untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif pacaran boleh-boleh saja. Namun jika tidak siap mental jangan coba-coba untuk melakukan pacaran karena setan akan selalu menjadi teman terbaik untuk menjerumuskan remaja yang dimabuk asmara.

Dalam hatinya, Kazumi merasa bingung dan sedikit penasaran mengenai kehidupan percintaan karena setiap kata cinta menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan namun banyak yang menjadi korbannya. dalam kebingungan dalam pikiran Kazumi terus bermunculan berbagai pertanyaan Kenapa urusan cinta yang terkadang memakan korban jiwa tidak dimasukkan kedalam pembelajaran di sekolah. Kenapa juga edukasi mengenai pacaran yang sering menjerumuskan remaja untuk melegalkan sex bebas tidak juga menjadi perhatian. Begitu banyak persoalan yang diakibatkan oleh rasa cinta yang salah difahami sementara kita sering mendengar cinta itu suci.

”Hmm. Aku harus bertanya kepada Pak Rudi. Tak boleh malu untuk bertanya,” Gumam Kazumi.

***

Jam menunjukkan tepat jam 12.OO WIB itu artinya jam istirahat kedua sedang berlangsung seluruh siswa sibuk menuju kantin untuk sekedar mencari jajanan mengisi perut yang sudah mulai kelaparan.

Tidak demikian dengan Kazumi dengan sedikit kebingungan berjalan mengitari meja Piket dan ruang guru, ternyata Kazumi mencari Pak Rudi yang dari tadi sudah banyak hal yang ingin ditanyakan. Tak berapa lama mata Kazumi berhenti ke sosok guru yang berada di depan ruang tata usaha, ternyata Pak Rudi istirahat di ruang tata usaha. 

Dengan sedikit mempercepat langkah Kazumi terburu-buru ingin bertemu pak Rudi.

“Pak, Teriak Kazumi sedikit mengagetkan Pak Rudi.

“Apa Zum, sahut Pak Rudi dengan wajah sedikit serius.

“Bisa bicara bentar pak, ucap Kazumi.

“Silahkan, ada apa ya Zum. Sepertinya ada masalah serius, ucap Pak Rudi kembali.

Dengan menghela nafas sedikit menenangkan diri Kazumi agak sedikit bingung untuk memulai dari mana memulai pembicaraan.

“Zum, Tanya Pak Rudi Kembali.

“Iya Pak Sebentar, Kazumi mulai bingung.

“Gini Pak mengenai urusan Pacaran yang Bapak sampaikan dikelas kemaren., saya ingin tahu mengapa persoalan pacaran menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan dan dunia cinta juga demikian padahal banyak hal yang menjadi cerita sejarah selalu ada hal cinta didalamnya. Begitu juga pacaran pasti identik dengan dunia percintaan. Menurut Bapak apa sih sebenarnya cinta itu...?

Ditodong dengan dua pertanyaan besar sekaligus Pacaran dan Cinta sedikit mengerutkan dahi Pak Rudi, dalam kebingungan Pak Rudi coba diam sebentar kemudian melanjutkan pembicaraan.

“hmmm..., masalah pacaran dan cinta, ujar Pak Rudi.

“Gini Zum, Untuk menjawab kedua pertanyaan itu Bapak pernah mendengar nasehat dari Buya Hamka dalam tulisan-tulisannya Bapak akan coba merangkumkannya untukmu mudah-mudahan nantinya bisa menjawab rasa penasarannmu tentang apa itu Pacaran dan Cinta.

“Boleh Pak..., Tak sabar Kazumi ingin cepat-cepat mendengar.

Hati-hati Dengan Cinta karena cinta bisa membuat orang sehat menjadi sakit orang gemuk menjadi kurus orang normal menjadi gila orang kaya menjadi miskin raja menjadi budak jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu.

“Zum...itu nasehat pertama.

Dampak dari orang yang jatuh cinta sangat luar biasa, membuat senang bahagia, terkadang juga membuat sedih bahkan ada yang gagal bercinta bisa menjadi gila. Kalau cinta itu hadir pada orang yang tepat dan tidak bermain-main dengan cinta maka bahagialah dia namun sebaliknya jika pecinta palsu yang menjadikan cinta sebagai topeng para pecinta palsu maka akan jatuh korban akibat keganasan lelaki yang menjadikan cinta sebagai topengnya.

Minat bukan bermaksud cinta bangga bukan berarti cinta kagum juga bukan bermaksud cinta dan suka juga tidak serasi dengan cinta malah sayang pun bukan cinta tetapi cinta itu adalah cinta

“Zum, dengar ini.

Apa yang kita lihat dan kita kagum dibuatnya itu suatu hal yang wajar sebagai manusia namun kagum dan berhasrat ingin memiliki itu bisa berbahaya. Tidak selamanya yang kita kagumi harus kita miliki karena setiap yang kita miliki jika hilang itu sangat menyakitkan.

Terdapat begitu banyak bintang di langit tapi hanya satu saja yang bersinar cerah sehingga dapat menarik perhatianmu dari kalangan yang kamu pilih untuk abaikan ialah sebutan bintang yang sanggup menyinari Anda walau di mana saja kamu berada.

“Gimana Zum, kita Lanjut Pak Rudi sedikit meyakinkan Kazumi.

“Eh...ia Pak Lanjut, Kazumi sedikit tersentak.

Antara Sahabat, Teman dan Pacaran tiga hal yang sama-sama ada cinta didalamnya Sahabat orang yang selalu ada dikala kita sedih maupun senang, Teman biasanya lebih banyak hadir disaat kita senang saja. Pacar, membuat kita melupakan sahabat dan teman yang kita miliki. Jadi kalau kita sudah memutuskan untuk pacaran maka akan banyak orang yang kita lupakan. Bisa jadi juga terkadang kita lupa dengan orang tua kita sendiri.

Tak usah sebut pasal cinta jika tidak kamu sebenar-benarnya mengambil kisah tak usah berucap tentang perasaan jika ia tidak berada di hatimu Tak usahlah menunjuk ke dada jika kamu berhasrat melukai pasanganmu.

Minat bukan bermaksud cinta bangga bukan berarti cinta kagum juga bukan bermaksud cinta dan suka juga tidak serasi dengan cinta malah sayang pun bukan cinta tetapi cinta itu adalah cinta

“Zum, ini penting.

Begitu banyak orang yang ingin berpacaran tanpa memahami tujuan dari pacaran itu untuk apa. Jika pacaran didasari rasa cinta maka kebahagiaan menjadi akhir ceritanya. Namun jika ada yang tersakiti maka orang tersebut sudah menghianati arti cinta itu sendiri. Jadi kita harus bisa membedakan mana cinta suci dan mana orang yang menjadikan cinta sebagai topeng untuk melampiaskan hawa nafsu. Agar kita tidak terjebak dalam cinta palsu.

“Zum gimana bisa di cerna tidak,” Ujar Pak Rudi.

“ohh...ia Pak, Bisa pak Cuma sedikit terpukau dengan nasehat cinta dari Buya Hamka terlalu indah kata-katanya, untung saja Bapak bisa berikan penjelasan jadi sudah mulai terbuka pemikiran saya tentang Apa cinta itu sebenarnya Pak.

“Baik. Kita lanjut sedikit lagi ya Zum. Ada 10 menit lagi sebelum bel masuk kelas berbunyi. Ujar Pak Rudi.

karena cinta itu bukan objek yang bisa dilihat oleh mata kasar sebaliknya cinta hanya dapat ditilik melalui hati dan perasaan cinta mampu melunakkan besi menghancurkan batu membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin inilah dahsyatnya cinta permulaan Cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut pasti akan membawa seekor ikan lemparkan pula orang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti pasti akan mati kelaparan

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam tetapi tidak memiliki perasaan cinta dan kasih sayang dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemerincing

Cinta adalah keabadian dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dialami siapapun pandai menghayati cinta tetapi tiada siapa yang pandai menilai cinta

karena cinta itu bukan objek yang bisa dilihat oleh mata kasar sebaliknya cinta hanya dapat ditilik melalui hati dan perasaan cinta mampu melunakkan besi menghancurkan batu membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin inilah dahsyatnya cinta permulaan Cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri

Berkemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan dari apa yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya cinta kepada harta artinya bakhil cinta kepada perempuan artinya alam cinta kepada diri artinya bijaksana cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya takwa

“Zum, dari awal sampai akhir cerita kita tadi Bapak harap dirimu mengerti dan faham sedikit mengenai arti cinta yang muaranya ingin menautkan hati dan perasaan antara lelaki dan wanita. Yakinkan diri sebelum kita jatuh cinta jadikan Allah SWT tempat kita bersandar dan menyerahkan diri dari apa yang ada seisi bumi termasuk mencintai. Jangan pernah kita jatuh cinta melebihi kecintaan kita kepada sang pencipta karena tiada yang lebih indah selain cinta kepada Allah SWT.

Pandai-pandailah bersikap dalam menghadapi persoalan perasaan termasuk urusan jatuh hati kepada lawan jenis. jangan pernah berlebihan apalagi sampai tidak terkendalikan kita akan menjadi orang yang merugi nantinya jika itu terjadi.

“Pak,” sahut Kazumi.

“ terima kasih sudah menjelaskan panjang lebar te ntang cinta, mudah-mudahan nasehat ini bisa saya fahami dan saya lakukan.

Bel tanda masuk kelas pun Berbunyi, memecah diskusi yang begitu dalam hampir sepanjang jam istirahat berlangsung.

“Assalamualaikum, ucap Kazumi sebelum pergi.

“Waalaikum salam, Pak Rudi sedikit tersenyum lega.

***

Membicarakan urusan pacaran dan cinta dikalangan remaja memang agak sedikit susah. Karena salah-salah bisa fatal akibatnya. Namun menjelaskan dampak positif dan negatif dan memberikan pandangan-pandangan sebelum mengambil sikap untuk pacaran perlu dilakukan. Agar anak remaja tidak terjerumus pergaulan bebas akibat salah memahami arti cinta dan pacaran.

Mudah-mudahan dimasa yang akan datang putra-putri negeri ini menjadi generasi cerdas dan berahklak. Amin.

 

* Penggalan Buku Kumpulan Cerpen "Kazumi"

 

Jumat, 03 Desember 2021

CERPEN : "Aku Gurumu, Aku yang Mencintaimu"

 

Cerita Fiksi



Siang melibatkan matahari, lebih terang, dan garang. Aku beranjak keluar pintu kelas, setelah bel nyaring berbunyi tanda pelajaran hari ini telah selesai. 

Bel di Sekolah seperti bunyi yang dinantikan karenanya teriakan kegirangan terdengar saut-sautan. Satu persatu siswa beranjak dan bergegas ingin cepat meraih kendaraan menuju pulang.

Panggil saja aku Kazumi, lengkapnya Kazumi Oktavia, siswa yang sebentar lagi akan memindahkan langkah dari kelas dan sekolah ini. Meninggalkan memoar semasa aku diam, dan bertarung dengan kecemasan. 

Di Sekolah aku termasuk siswa yang tidak terbilang buruk, beberapa prestasi dan nilai akadamik yang baik. Beberapa kali, mewakili sekolah dan membawa beberapa sertifikat/piagam. Dalam berbagai perlombaan.

Cita-cita saat pertama kali aku masuk ke Sekolah ini, setidaknya dapat sekali atau lebih mencatat namaku di sini dengan prestasi.

Aku mengibarkan lembar-lembar dari halaman buku, membaca kemudian menuliskan apa saja. Tentang kabar nama-nama yang kujumpai hari ini atau kabar yang kuterima dari beberapa orang yang bercerita tentang dirinya. 

Aku hanyalah si murid yang kutu buku, begitulah julukan yang kuterima dari teman-teman. Aku tidak pandai bersahabat dengan para teman-temanku, saat itu. Aku merasa tertinggal dalam masa-masa seperti mereka. Tapi sekali lagi, aku memiliki buku. Aku memiliki banyak guru yang paham dan menyayangi. Terkadang mengistimewakanku di antara lainnya. Dan ketika aku mengenal satu guru, yang  membuatku jengkel mulanya hingga beliau selalu jadi satu motivasi, kemudian menjadi salah satu guru yang selalu aku nantikan kehadirannya. 

Sebut saja guru itu bernama Pak Rudi Ariansyah. Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Guru yang memiliki tubuh atletis, dengan tinggi tubuh sekiat 165cm, penampilan beliau cukup menarik untuk dilihat, jika dibandingkan dengan guru-guru lainnya. 

Namun memang kelebihan dari guru ini, ia selalu ramah menyapa. Meski sedikit sama sepertiku, hanya seperlunya berkata atau membuat dialog di antara kami, para muridnya. 

Namun, dia yang kukenal selama ini berbeda. Pak Rudi selalu terbuka tentang apa yang ingin ia sampaikan padaku. Dia pun pandai membuat beberapa orang di dekatnya tersenyum menahan tawa karena lelucon atau candanya.

Hingga, suatu malam. Ketika aku santai duduk didepan rumah, seperti kebiasaanku menghabiskan waktu dengan gadget sekedar untuk menghabiskan malam. 

Terlihat di layar ponselku chat wa dari guru yang dua hari ini tidak kulihat berada di sekolah namun aku tau dia sedang berada tugas di luar kota. Dari chat wa tersebut, memunculkan kedekatan diantara kami. Antara Guru dan siswa.

Diam-diam ternyata ia menyimpan kekagumannya padaku. Si murid yang gampang tersenyum, yang itu menjadi kebiasaanku.

“Kazumi,” Panggilnya dalam chat wa.

“Ya, ada apa Pak?”

“Kenapa ya kamu senyummu seindah itu?” tersungging senyum.

“Seindah apa, Pak?” tanyaku dengan heran.

“Bapak hanya orang biasa yang kurang bisa menyembunyikan perasaan terlalu jujur melihat senyumanmu dan bicaramu belakangan menjadi tambahan semangat yang tak bisa bapak mengerti kenapa ada perasaan seperti ini. Semenjak melihatmu pertama kali ada rasa yang berbeda namun sulit untuk di ungkapkan”

Dalam bathin aku berpikir, jarang sekali Pak Rudi bicara dan memuji diriku seperti ini. ternyata ia selalu menjadi penikmat senyumanku yang sering kuberikan saat ia terlihat olehku. Aku cukup bingung dan campur aduk mendengarnya terkadang muncul rasa senang, lucu dan twrkadang takut untuk mendengarnya.

“Terimakasih Pak. Kazumi senang ternyata ada yang senang melihat senyum kazumi. Maaf pak, Kazumi masih belum mengerti apa maksud semua ini.”

“Ya, begitulah kelebihanmu, Kazumi. Memiliki kelebihan namun tetap rendah hati. Nanti juga kamu mengerti kenapa bapak seperti ini? bapak akan sangat senang.” Jika engkau cepat memahaminya.

“Bagi Bapak, Dirimu terlalu indah di ciptakan Tuhan.” 

***

Di dalam ruang, belajar pagi ini banyak sekali canda yang terlahir. Dari mulai pertanyaan-pertanyaan ringan hingga menyintir beberapa perkembangan pemerintahan sampai ke politik dan hukum di Negeri ini. 

Ya, belajar dengannya selalu yang kami nantikan wawasan berpikir kami akan dibuka lebar tidak hanya sebatas apa yang kami lihat disekitar kami saja. Dalam mengajar Pak Rudi selalu bercanda dan terkadang tersenyum, belajar akan sedikit di permanis dengan canda-canda lucu yang mencairkan suasana tegang saat belajar dengannya.

Perlahan seiring berjalannya waktu, Kedekatan kami pun tak menentu terkadang sering komunikasi dan terkadang saling diam. Aku yang masih bingung dengan semua ini. Mencoba untuk tetap biasa dan tampil tidak terpengaruh keadaan.

Beberapa anak di sekolah selalu bergosip. Sempat kelas dibuat heboh akibat gosip ‘tak sedap’. Gosip tersebut menyebutkan aku dan pak Rudi yang berpacaran. 

Setiap pelajaran pak Rudi, pasti selalu ada lontaran dari mulai sindiran hingga perkataan yang membuatku jengkel. Namun, mengapa harus dimasukan dalam hati, jika bukan itu kenyataan yang terjadi.

Sejak ungkapan perasaan itu, ada perasaan janggal yang sering terjadi. Pak Rudi setiap melintasi kelasku selalu menatap dengan sorot mata yang mencerminkan dalamnya sebuah perasaan.

Aku yang bingung terkadang sering salah tingkah bahkan selalu repleks untuk menutup wajah, aku begitu tak kuasa melihat tajamnya sorot mata yang menusuk kerelung hati jika menatapnya.i

Pak Rudi hanya tersenyum menyikapi itu, dan sesekali mengalihkan tatapan matanya padaku.

***

Dalam beberapa waktu berjalan ternyata Pak Rudi semakin sering mengirim chat wa kepadaku, terkadang aku sedikit bingung dengan beberapa chat yang begitu perhatian dan mengungkapkan kata-kata indah yang sedikit lucu jika aku membacanya.

“Kazumi kamu jangan marah ya Bapak harus sampaikan ini...” kalimat yang tertulis kubaca perlahan.

“Kita memang jauh berbeda dalam hal apapun namun perasaan cinta tidak tau kapan dan dimana datangnya, Bapak harap dirimu sedikit mengerti perasaan bapak jujur bapak sayang samamu dan ingin dirimu juga memiliki perasaan yang sama kepada Bapak”

Sontak dalam hati kecilku bingung entah apa yang harus kujawab.

***

Aku yang semula menganggap semuanya tidak mungkin ternyata saat ini berada dihadapanku kenyataan yang sulit untuk diterima logika, apakah cerita guru dan murid saling jatuh cinta akan aku alami.

Kubaca kembali chat wa saat ku terbangun dari lelap tidurku, yang belakangan ini membuat pikiranku sedikit terganggu.

Dengan cinta...

“kuharap dirimu mengerti, aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu walau dirimu menganggap diriku angin lalu”. 

Aku hanya orang biasa yang memiliki hati untuk merasakan ketulusan, seseorang yang ingin berpikir bijak dan berniat ingin bermanfaat bagi orang lain.

“Senyum itu menyita perhatianku akhir-akhir ini, bahkan lirik lagu mellow  begitu pas dan mengena. 

Rasa cinta kurasa bukanlah sekedar saja, rasa cinta kurasa dari kaki hingga mata, aku tak ingin permata aku tak ingin istana jangan kita berpisah itu lebih dari segala-galanya. 

Bisa jadi aku tengah dimabuk cinta...

Hujan deras yang mengguyur belakangan ini, seperti ditumpahkan dari langit. Seperti Kerinduanku padamu yang semakin membuncah.

Andai saja bisa setiap saat berjumpa denganmu. Saat ada yang bercerita tentangmu, debaran dalam jantungku kian tak karuan antara bahagia juga cemburu.

Rudi Ariansyah”

Begitu banyak chat wa yang aku tak menyangka sejauh dan sedalam ini ternyata...

Ya, airmataku menitik, ketika aku membacanya. Dan setiap berulang kali aku membacanya.. Apakah ini cinta terlarang? Yang nantinya, mungkin aku perlahan melanggarnya.

 

Penggalan Buku Kumpulan Cerpen "Kazumi"