Menulis
dan menerbitkan buku menjadi Impian setiap penulis. Bagaimana memulai menulis
dan akhirnya bisa menjadi sebuah buku?. Malam ini narasumber pelatihan menulis
bersama Omjay, akan berbagi pengalaman suksesnya. Dari menulis sampai
menerbitkan buku.
pelatihan
menulis bersama omjay memasuki hari ke 16, tidak terasa sudah sejauh ini
mengikuti kegiatan ini. Berbagai narasumber sudah mengisi jadwal pelatihan yang
dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Berbagi pengalaman menjadi kebiasaan
setiap narasumber dengan harapan peserta pelatihan ini mampu menjadi penulis
yang sukses.
Malam
ini narasumber yang dihadirkan Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd guru SMP Negeri 1
Cipeundeuy, Subang. Ibu guru muda yang memiliki seorang anak ini akan bercerita
pengalaman bagaimana menulis dan menerbitkan buku.
Saat
diperkenalkan pertama kali Narasumber yang masih muda ini sudah menarik
perhatian kami para peserta. Menampilkan foto yang senyum manis layaknya anak
anak remaja yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Dengan senyum
manis seolah-olah memberi pesan “sangat
bersemangat menjadi narasumber malam ini”.
Beberapa
buku sudah beliau terbitkan. Baik menulis sendiri maupun hasil penulisan buku
bersama. Buku solo beliau berjudul Lelaki
Diladang Tebu dan karya bersama yang
diterbitkan menjadi buku diantaranya, Jejak
langkah guru subang, guru diladang ilmu. Dan ada beberapa judul lainnya.
Selain
aktif menulis di Blog, Bu Ditta juga aktif membuat konten di youtube, dan jika ingin mengenal lebih
jauh bisa melihat di instagram beliau dengan alamat https://www.instagram.com/dittawidyautami/
Bagaimana
memulai menulis
Sebuah
langkah besar akan selalu dimulai dari langkah kecil. Begitu juga menulis
menemukan cara bagaimana kita memulai menulis itulah syarat utama jika ingin
menjadi seorang penulis.
Memang
menulis sudah sering kita lakukan. Terlebih lagi seorang guru pasti menulis
menjadi suatu kewajiban. Menulis jurnal harian untuk mengajar. Menulis materi
yang ingin disampaikan kepada siswa. Dan beraneka ragam tugas yang menulis
sebagai alat untuk menyelesaikannya.
Begitu
juga kebiasaan saat ini, menggunakan media sosial kita terkadang sering menulis
balasan chat terhadap pesan masuk di medsos kita. Menulis status didinding facebook. Dan bermacam-macam kegiatan
menulis memang harus dilakukan.
Ternyata
ada suatu keadaan yang sungguh berbeda disaat kita mau menulis di Blog atau menulis buku. Tiba-tiba saja
kemampuan menulis kita hilang dan hambar ditelan angin tidak tahu hilangnya
kemana.
Kemampuan
menulis kita yang hilang Jika diibaratkan seperti seseorang yang sedang berlari
kencang menabrak tembok, atau seorang petinju yang dipukuk KO. Bisa juga seperti main catur yang langsung kena skakmat.
Perumpamaan
ini ada benarnya juga. Bagaimana tidak dari yang biasa menulis, dihadapkan
dengan menulis di blog atau buku kemampuan menulis langsung lenyap. Menurut Bu
Ditta ini suatu persoalan yang umum terjadi, yang dialami seluruh penulis
pemula.
Ada
berbagai tips yang dibagi Bu Ditta malam ini untuk mengatasi permasalah yang
disebutkan tadi diantaranya :
1.
Mengikuti
kelas menulis
Banyak
hal yang bisa kita dapatkan dari kelas menulis. Contohnya kelas menulis bersama
Omjay ini.
Selain
mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat
kejutan tak terduga. Terkadang tanpa disadari Omjay selaku penggagas kegiatan
ini memberikan hadiah berupa buku. Dengan cara yang bermacam-macam. Bisa dengan
menjadi penulis resume terbaik. Menulis dan menceritakan sebuah gambar yang
dikirim Omjay. Dan banyak lagi kejutan yang membuat kita semakin semangat
mengikuti pelatihan ini.
2.
Ikut
komunitas menulis
ikut
komunitas menulis juga dirasa perlu. Karena dalam komunitas itulah kita bisa
berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis kita
pun akan semakin terasah.
Saat
ini sudah banyak sekali komunitas menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah
komunitas tersebut dibuat khusus untuk guru ataupun umum. Misalnya kita dapat
mengikuti Komunitas Sejuta Guru Ngeblok (KSGN), dalam kegiatan ini selalu Omjay
memberi motivasi “menulislah setiap hari rasakan keajaibannya”.
3.
Ikut
lomba menulis
ikut
lomba, Ini cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan mengikuti
lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang
tentunya sudah terjadwal. Dengan seringnya mengikuti lomba menulis, kita akan
sadar dimana letak kekurangan kita. Sehingga dikemudian hari, kita bisa belajar
untuk menjadi lebih baik lagi.
4.
Menulis
apa saja yang ada disekitar kita
tulis
saja apa yang ada di sekitar kita atau yang kita alami sehari-hari. Banyak hal
disekeliling kita yang bisa menjadi ide atau bahan tulisan. Jika melihat bunga
kita bisa menceritakan tentang bunga, Apapun yang ada disekitar kita bisa
menjadi sumber inspirasi.
5.
Menulis
apa saja yang kita suka
tulislah
apa yang kita suka. Karena jika sudah suka sesuatu bisa menjadi sumber ide
untuk ditulis. Kita bisa melihat betapa banyaknya kata rayuan yang muncul dari
seorang pria yang menyukai wanita. Betapa banyak pujian yang diberikan terhadap
seorang idola. Dengan adanya rasa suka maka menulis akan menjadi lebih mudah.
contoh lain jika kita suka traveling
atau jalan-jalan kita bisa menceritakan perjalanan kita. Dan perjalanan ini
akan menjadi referensi orang yang membaca tulisan kita. Jadi menulislah dengan
apa saja yang kita sukai.
Kelima hal
diatas langkah-langkah bagaimana kita memulai menulis. Banyak hal yang bisa
kita tulis. Kunci dari keberhasilan kita menulis adalah memulai menulis. Maka
jangan pernah menunda, tulislah apa yang bisa kita tulis. Biarkan tulisan kita
mencari takdirnya sendiri. Apakah menjadi buku atau menjadi referensi orang
lain. yang penting tulisan kita punya manfaat bagi kita dan orang lain.
Selanjutnya
jika sudah terbiasa menulis dan sudah mampu menuangkan berbagai ide hal
selanjutnya dimana kita harus menulis. Apakah tulisan kita hanya di sebuah
kertas saja. atau dimedia facebook
saja. agar tulisan kita bermanfaat banyak media yang bisa kita jadikan dimana
menempatkan tulisan kita.
Ada
banyak media tempat kita menuangkan ide tulisan kita, diantaranya bisa kita
menulis di blog, buku harian, hp/laptop atau platform
menulis online seperti wattpad dan storial.
Bahkan
media sosial pun bisa kita buat sebagai sarana untuk menulis. Menulis dimana
saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat
dalam sehari, seminggu, sebulan, dan seterusnya.
Bagaimana Menerbitkan
buku
Jika
menulis sudah menjadi suatu kebiasaan. Maka menerbitkan buku menjadi lebih
mudah. Dari berbagai tulisan yang kita buat di berbagai media. Sudah bisa
menjadi sebuah naskah buku tinggal bagaimana kita meramu dan menyusun
tulisan-tulisan kita agar menjadi lebih menarik.
Dalam
menerbitkan buku bisa kita lakukan dengan menerbitkan buku sendiri atau
menerbitkan buku bersama-sama penulisan yang lain.
Jika
kita menulis buku sendiri inilah yang sering disebut menulis solo, namun jika
kita menulis bersama-sama dengan penulis lain, atau sering juga disebut menulis
keroyokan inil disebut dengan menulis
antologi atau kolaborasi.
Menulis
buku solo atau kolaborasi?
Ada
beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo dan kolaborasi. Jika kita
melihat dari sisi tema dan waktu untuk buku solo tentu kita bebas menentukan
apa temanya dan kapan mau diselasaikan bukunya. Kita sendiri yang menentukan apakah
seminggu, sebulan, bahkan bisa bertahun-tahun lamanya.
Sedangkan
jika menulis bersama atau kolaborasi, tentu tulisan yang kita buat harus sesuai
tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Enaknya kalau menulis
kolaborasi kita jadi peserta hanya menyiapkan naskah saja, prosesnya sudah ada
yang menangani. berbeda jika kita menulis buku solo. Proses pengajuan ke
penerbit dan pengurusan lainnya tentu harus diurus secara mandiri.
Begitu
pula dari segi biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih
murah. Walaupun buku yang dicetak umumnya sesuai jumlah peserta saja, tapi tak
jarang ada juga yang dicetak banyak terutama bila diterbitkan di penerbit
mayor.
Kesimpulan dan penutup
Dari
pemaparan bagaimana menulis dan menerbitkan buku dapat kita tarik kesimpulan
bahwasanya memulai sebuah tulisan adalah hal yang terpenting. Jika tulisan
sudah berbentuk naskah banyak tempat untuk dijadikan media untuk
mempublikasikan tulisan kita. Jika naskah tulisan kita memiliki daya tarik
tersendiri maka nilai jual akan muncul dengan sendirinya.
Semua
penulis besar mengawali tulisannya dengan hal-hal yang sederhana. Jadi mari
kita mulai menulis. Jika sudah terbiasa maka menulis akan jauh lebih mudah
dalam melakukannya. Sesuatu yang mudah melakukannya kita akan terampil dan akan
menghasilkan tulisan yang berkualitas dan layak untuk dijual nantinya.
Terimakasih
atas ilmu yang diberikan narasumber Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd, ilmu yang
sangat bermanfaat. Terimakasih juga buat Ibu Sri Sugiastuti sebagai moderator
yang mampu membuat acara berjalan sukses dan menarik. Salam literasi.
Resumenya enak dibaca, mantap. Saya suka tampilan gambarnya
BalasHapusMakasih bu
HapusResumenya lengkap, tetap semangat dan sukses pak
BalasHapusSiap makasih bu
BalasHapusWaaaaah,,, ini resume sekaligus refleksi. Banyak sekali nasihat di dalamnya namun tidak terkesan menggurui. Kereeen 👍🏻
BalasHapusFav quote of the day :
"Semua penulis besar mengawali tulisannya dengan hal-hal yang sederhana. Jadi mari kita mulai menulis."
Terima kasih telah membuat resumenya 😊🙏🏻
Makasih bu ditta
HapusResume luar biasa ...keren
BalasHapusResume bagus sekali, lengkap, informatif dan keren
BalasHapusberbaris rapih tulisannya,mantap...
BalasHapusMantap, Pak Budi. Lengkap dan runut. Enak dibaca. Tinggal perbaikan minor pada sedikit salah ketik saja. Semangat menulis 🙏
BalasHapusSiap pak domo
BalasHapusday by day...cool 👍👍
BalasHapus