Senin, 09 November 2020

Langkah Mudah Menulis dan menerbitkan buku



Menulis dan menerbitkan buku menjadi Impian setiap penulis. Bagaimana memulai menulis dan akhirnya bisa menjadi sebuah buku?. Malam ini narasumber pelatihan menulis bersama Omjay, akan berbagi pengalaman suksesnya. Dari menulis sampai menerbitkan buku. 

pelatihan menulis bersama omjay memasuki hari ke 16, tidak terasa sudah sejauh ini mengikuti kegiatan ini. Berbagai narasumber sudah mengisi jadwal pelatihan yang dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Berbagi pengalaman menjadi kebiasaan setiap narasumber dengan harapan peserta pelatihan ini mampu menjadi penulis yang sukses.

Malam ini narasumber yang dihadirkan Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd guru SMP Negeri 1 Cipeundeuy, Subang. Ibu guru muda yang memiliki seorang anak ini akan bercerita pengalaman bagaimana menulis dan menerbitkan buku.

Saat diperkenalkan pertama kali Narasumber yang masih muda ini sudah menarik perhatian kami para peserta. Menampilkan foto yang senyum manis layaknya anak anak remaja yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Dengan senyum manis seolah-olah memberi pesan “sangat bersemangat menjadi narasumber malam ini”.  

Beberapa buku sudah beliau terbitkan. Baik menulis sendiri maupun hasil penulisan buku bersama. Buku solo beliau berjudul Lelaki Diladang Tebu  dan karya bersama yang diterbitkan menjadi buku diantaranya, Jejak langkah guru subang, guru diladang ilmu. Dan ada beberapa judul lainnya.



Selain aktif menulis di Blog, Bu Ditta juga aktif membuat konten di youtube, dan jika ingin mengenal lebih jauh bisa melihat di instagram beliau dengan alamat https://www.instagram.com/dittawidyautami/

Bagaimana memulai menulis

Sebuah langkah besar akan selalu dimulai dari langkah kecil. Begitu juga menulis menemukan cara bagaimana kita memulai menulis itulah syarat utama jika ingin menjadi seorang penulis.

Memang menulis sudah sering kita lakukan. Terlebih lagi seorang guru pasti menulis menjadi suatu kewajiban. Menulis jurnal harian untuk mengajar. Menulis materi yang ingin disampaikan kepada siswa. Dan beraneka ragam tugas yang menulis sebagai alat untuk menyelesaikannya.

Begitu juga kebiasaan saat ini, menggunakan media sosial kita terkadang sering menulis balasan chat terhadap pesan masuk di medsos kita. Menulis status didinding facebook. Dan bermacam-macam kegiatan menulis memang harus dilakukan.

Ternyata ada suatu keadaan yang sungguh berbeda disaat kita mau menulis di Blog atau menulis buku. Tiba-tiba saja kemampuan menulis kita hilang dan hambar ditelan angin tidak tahu hilangnya kemana.

Kemampuan menulis kita yang hilang Jika diibaratkan seperti seseorang yang sedang berlari kencang menabrak tembok, atau seorang petinju yang dipukuk KO. Bisa juga seperti main catur yang langsung kena skakmat.

Perumpamaan ini ada benarnya juga. Bagaimana tidak dari yang biasa menulis, dihadapkan dengan menulis di blog atau buku kemampuan menulis langsung lenyap. Menurut Bu Ditta ini suatu persoalan yang umum terjadi, yang dialami seluruh penulis pemula.

Ada berbagai tips yang dibagi Bu Ditta malam ini untuk mengatasi permasalah yang disebutkan tadi diantaranya :

1.    Mengikuti kelas menulis

Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari kelas menulis. Contohnya kelas menulis bersama Omjay ini.

Selain mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga. Terkadang tanpa disadari Omjay selaku penggagas kegiatan ini memberikan hadiah berupa buku. Dengan cara yang bermacam-macam. Bisa dengan menjadi penulis resume terbaik. Menulis dan menceritakan sebuah gambar yang dikirim Omjay. Dan banyak lagi kejutan yang membuat kita semakin semangat mengikuti pelatihan ini.

2.    Ikut komunitas menulis

ikut komunitas menulis juga dirasa perlu. Karena dalam komunitas itulah kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis kita pun akan semakin terasah.

Saat ini sudah banyak sekali komunitas menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut dibuat khusus untuk guru ataupun umum. Misalnya kita dapat mengikuti Komunitas Sejuta Guru Ngeblok (KSGN), dalam kegiatan ini selalu Omjay memberi motivasi “menulislah setiap hari rasakan keajaibannya”.

3.    Ikut lomba menulis

ikut lomba, Ini cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang tentunya sudah terjadwal. Dengan seringnya mengikuti lomba menulis, kita akan sadar dimana letak kekurangan kita. Sehingga dikemudian hari, kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

4.    Menulis apa saja yang ada disekitar kita

tulis saja apa yang ada di sekitar kita atau yang kita alami sehari-hari. Banyak hal disekeliling kita yang bisa menjadi ide atau bahan tulisan. Jika melihat bunga kita bisa menceritakan tentang bunga, Apapun yang ada disekitar kita bisa menjadi sumber inspirasi.

5.    Menulis apa saja yang kita suka

tulislah apa yang kita suka. Karena jika sudah suka sesuatu bisa menjadi sumber ide untuk ditulis. Kita bisa melihat betapa banyaknya kata rayuan yang muncul dari seorang pria yang menyukai wanita. Betapa banyak pujian yang diberikan terhadap seorang idola. Dengan adanya rasa suka maka menulis akan menjadi lebih mudah. contoh lain  jika kita suka traveling atau jalan-jalan kita bisa menceritakan perjalanan kita. Dan perjalanan ini akan menjadi referensi orang yang membaca tulisan kita. Jadi menulislah dengan apa saja yang kita sukai.

 

Kelima hal diatas langkah-langkah bagaimana kita memulai menulis. Banyak hal yang bisa kita tulis. Kunci dari keberhasilan kita menulis adalah memulai menulis. Maka jangan pernah menunda, tulislah apa yang bisa kita tulis. Biarkan tulisan kita mencari takdirnya sendiri. Apakah menjadi buku atau menjadi referensi orang lain. yang penting tulisan kita punya manfaat bagi kita dan orang lain.

Selanjutnya jika sudah terbiasa menulis dan sudah mampu menuangkan berbagai ide hal selanjutnya dimana kita harus menulis. Apakah tulisan kita hanya di sebuah kertas saja. atau dimedia facebook saja. agar tulisan kita bermanfaat banyak media yang bisa kita jadikan dimana menempatkan tulisan kita.

Ada banyak media tempat kita menuangkan ide tulisan kita, diantaranya bisa kita menulis di blog, buku harian, hp/laptop atau platform menulis online seperti wattpad dan storial.

Bahkan media sosial pun bisa kita buat sebagai sarana untuk menulis. Menulis dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, dan seterusnya.

Bagaimana Menerbitkan buku

Jika menulis sudah menjadi suatu kebiasaan. Maka menerbitkan buku menjadi lebih mudah. Dari berbagai tulisan yang kita buat di berbagai media. Sudah bisa menjadi sebuah naskah buku tinggal bagaimana kita meramu dan menyusun tulisan-tulisan kita agar menjadi lebih menarik.

Dalam menerbitkan buku bisa kita lakukan dengan menerbitkan buku sendiri atau menerbitkan buku bersama-sama penulisan yang lain.

Jika kita menulis buku sendiri inilah yang sering disebut menulis solo, namun jika kita menulis bersama-sama dengan penulis lain, atau sering juga disebut menulis keroyokan inil disebut dengan menulis antologi atau kolaborasi.

Menulis buku solo atau kolaborasi?

Ada beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo dan kolaborasi. Jika kita melihat dari sisi tema dan waktu untuk buku solo tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau diselasaikan bukunya. Kita sendiri yang menentukan apakah seminggu, sebulan, bahkan bisa bertahun-tahun lamanya.

Sedangkan jika menulis bersama atau kolaborasi, tentu tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Enaknya kalau menulis kolaborasi kita jadi peserta hanya menyiapkan naskah saja, prosesnya sudah ada yang menangani. berbeda jika kita menulis buku solo. Proses pengajuan ke penerbit dan pengurusan lainnya tentu harus diurus secara mandiri.

Begitu pula dari segi biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah. Walaupun buku yang dicetak umumnya sesuai jumlah peserta saja, tapi tak jarang ada juga yang dicetak banyak terutama bila diterbitkan di penerbit mayor.

Kesimpulan dan penutup

Dari pemaparan bagaimana menulis dan menerbitkan buku dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya memulai sebuah tulisan adalah hal yang terpenting. Jika tulisan sudah berbentuk naskah banyak tempat untuk dijadikan media untuk mempublikasikan tulisan kita. Jika naskah tulisan kita memiliki daya tarik tersendiri maka nilai jual akan muncul dengan sendirinya.

Semua penulis besar mengawali tulisannya dengan hal-hal yang sederhana. Jadi mari kita mulai menulis. Jika sudah terbiasa maka menulis akan jauh lebih mudah dalam melakukannya. Sesuatu yang mudah melakukannya kita akan terampil dan akan menghasilkan tulisan yang berkualitas dan layak untuk dijual nantinya.

Terimakasih atas ilmu yang diberikan narasumber Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd, ilmu yang sangat bermanfaat. Terimakasih juga buat Ibu Sri Sugiastuti sebagai moderator yang mampu membuat acara berjalan sukses dan menarik. Salam literasi.


12 komentar:

  1. Resumenya enak dibaca, mantap. Saya suka tampilan gambarnya

    BalasHapus
  2. Resumenya lengkap, tetap semangat dan sukses pak

    BalasHapus
  3. Waaaaah,,, ini resume sekaligus refleksi. Banyak sekali nasihat di dalamnya namun tidak terkesan menggurui. Kereeen 👍🏻

    Fav quote of the day :
    "Semua penulis besar mengawali tulisannya dengan hal-hal yang sederhana. Jadi mari kita mulai menulis."

    Terima kasih telah membuat resumenya 😊🙏🏻

    BalasHapus
  4. Resume bagus sekali, lengkap, informatif dan keren

    BalasHapus
  5. Mantap, Pak Budi. Lengkap dan runut. Enak dibaca. Tinggal perbaikan minor pada sedikit salah ketik saja. Semangat menulis 🙏

    BalasHapus

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

  BUDI IDRIS S.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara Jurnal Refleksi Dwi tayangan Modul ...