JURNAL REFLEKSI
DWIMINGGUAN
MODUL 1.2 NILAI-NILAI
DAN PERAN GURU PENGGERAK
BUDI IDRIS S.Pd
CGP Angkatan 5 Kabupaten
Labuhanbatu Selatan
Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Pendidikan menurut Ki Hajar
dewantara, dilanjutkan ke modul 1.2 tentang nilai-nilai dan peran guru
penggerak. Pada modul 1.2 dimulai dengan setiap CGP membuat trapesium
usia. Dari trapesium usia yang sudah saya buat, saya banyak
mendapatkan pembelajaran baru, yaitu bahwa kejadian negative atau positif
meskipun sudah lama berlalu tetapi kejadian tersebut masih bisa saya ingat. Hal
tersebut menjadi pembelajaran bahwa sebagai guru saya harus bisa menjadi momen
positif untuk siswa-siswa saya dan mengusahakan jangan sampai ada momen atau
kejadian negative yang dirasakan oleh siswa saya. Selanjutnya saya mengidentifikasi
nila-nilai guru penggerak yang sudah ada pada diri saya. Kemudian
bagaimana nilai-nilai guru penggerak tersebut bisa dilakukan dan dioptimalkan
dalam pembelajaran maupun dalam kepemimpinan di sekolah tempat saya mengajar.
CGP belajar mandiri untuk memahami konsep materi. Materi
yang harus dipahami, yaitu bagaimana manusia tergerak, bagaimana manusia
bergerak, tahap ini dan bagaimana menggerakkan manusia. Dalam mempelajari
konsep materi tersebut saya juga menjawab pertanyaan yang ada di modul untuk
merefleksi dari belajar mandiri tersebut. Pada tahap ini saya akhirnya paham
bahwa dalam melaksanakan pembelajaran saya harus benar-benar memahami bagaimana
kondisi siswa. Setiap siswa memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda dan
permasalaham yang berbeda pula.
Selanjutnya, kegiatan diskusi kelompok secara virtual pada
hari jumat Tanggal 20 mei untuk membuat karya tentang rancangan satu kegiatan
sebagai upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai yang dimiliki setiap anggota
kelompok. Hasil diskusi dari kelompok saya (kelompok 2) memilih nilai
kolaborasi, kenapa kolaborasi? Karena kami berdua saat diminta nilai yang
muncul pada setiap orang kami semua memunculkan nilai kolaborasi. Sehingga kami
berdiskusi untuk membuuat rancangan kegiatan nilai kolaborasi. Menemukan Nilai Luhur Sosial Budaya dalam Menebalkan Laku Murid
Kegiatan tersebut mengkolaborasikan guru dengan guru, guru dengan siswa,
dan siswa dengan siswa. Kami dalam kelompok juga berkolaborasi dalam menyusun rancangan
kegiatan. Hasil kolaborasi kelompok kami dibuat dalam bentuk PPT dan dipresentasikan
pada pertemuan berikutnya secara virtual yaitu hari rabu Tanggal 25 mei. Saya
bertugas sebagai moderator dan bu Sulastri Hari sebagai presenter. Pada saat
presentasi Bu sulastri terdapat kendala jaringan sehingga penjelasan materi
saya lanjutkan. Setelah presentasi, kami diminta untuk membuat refleksi
mengapresiasi peran satu rekan dalam kelompok. Saya membuat refleksi untuk
rekan saya yaitu Bu Sulastri
Saya membuat gambaran diri sebagai guru penggerak di masa
yang akan datang yaitu setelah saya selesai pendampingan guru penggerak.
Kegiatan dilaksanakan pada hari selasa Tanggal 30 Mei Banyak hal yang saya
lakukan sebagai implementasi Pendidikan menurut KHD dan peran sebagai guru
penggerak sebagai perbaikan pembelajaran berikutnya. Kemudian
kegiatan dialog virtual dengan instruktur pada
hari SelasaTanggal 14 juni pukul 13.00 – 14.30 WIB tentang nilai dan peran guru
penggerak. Setelah dialog virtual saya membuat tulisan narasi kaitan
antara materi pada hari Rabu Tanggal 15 Juni yang ada pada modul 1.1
filosofi Pendidikan KHD dan modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak. Semua
kegiatan sudah terselesaikan, akhirnya saya melanjutkan untuk menyusun aksi
nyata. Kegiatan apa yang saya lakukan untuk implementasi dari hasil belajar
modul 1.2 ini.
Examination
Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian kegiatan baik
belajar secara mandiri maupun diskusi secara virtual, akhirnya saya memahami
bagaimana nilai dan peran guru penggerak. Guru penggerak harus memiliki nilai
inovatif, kolaboratif, reflektif, berpihak pada siswa dan mandiri. Peran guru
penggerak yaitu mampu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas
baik di sekolah maupun lingkungan sekolah, mampu berkolaborasi dengan rekan dan
membimbing rekan di sekolah, dan mampu mewujudkan kepemimpinan murid. Semua
peran tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada trilogy Pendidikan menurut KHD
yaitu, ing ngarso sang tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Nilai guru penggerak tersebut sebelumnya masih belum saya lakukan dengan
optimal misalnya pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sebelumnya pembelajaran
yang saya lakukan masih berfokus pada bagaimana anak menyelesaikan soal-soal
ujian. Tetapi dengan mempelajari modul 1.2 ini saya memahami bahwa pembelajaran
harus berpihak pada siswa. Pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan
kodrat anak.
Articulation of Learning
Point penting yang dipelajari pada modul 1.2 adalah tentang nilai-nilai dan
peran guru penggerak. Setelah mempelajari modul ini diharapkan guru memiliki
nilai-nilai guru penggerak yaitu mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif dan
berpihak pada siswa. Guru juga harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran, mampu
berkolaborasi dengan rekan serta mampu menggerakkan rekan serta mewujudkan
kepemimpinan murid. Selain itu saya juga mempelajari tentang bagaimana cara
kerja otak, yang pertama yaitu sitem berfikir cepat dan system berfikir lambat,
kedua kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari: kebutuhan bertahan hidup,
kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan dan penguasaan, kebebasan dan
kesenangan. Ketiga, tahap tumbuh kembang anak. Bahwa setiap anak memiliki cara
pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Kemudian di modul juga
menjelaskan diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan
karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di
permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat
digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12%
sedangkan 88% tidak terlihat. Karakter yang terlihat didasari oleh perilaku
yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Untuk menumbuhka
karakter perlu ada pengkondisian dan pembiasaan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan keteladanan dan system/ aturan yang konsisten. Karakter yang baik pada
siswa bisa kita tuntun dengan berpedoman pada trilogi Pendidikan menurut KHD
yaitu dengan memberi tauladan, memotivasi dan mendorong siswa untuk menumbuhkan
karakter.
Materi yang sudah dipelajari tersebut dapat diimplementasikan sesuai dengan
nilai dan peran guru penggerak. Saya harus mampu menjadi:
- Pemimpin
pembelajaran:
menyusun desain pembelajaran, membuat asesmen dan melakukan refleksi
pembelajaran di setiap pembelajaran yang dilakukan. Menyusun pembelajaran
yang inovatif sesuai dengan kebutuhan siswa,
membuat refleksi atau evaluasi sebagai perbaikan
pembelajaran berikutnya, dan dalam pembelajaran yang saya lakukan
harus berpihak pada siswa sesuai dengan karakteristik
siswa agar tujuan Pendidikan dalam memerdekakan anak bisa terwujud.
- Menjadi
coach bagi guru lain: memberikan bimbingan atau pendampingan ke rekan guru serumpun untuk
melakukan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Hal ini dilakukan dengan
adanya supervisi mata pelajaran serumpun, sehingga saya bisa melakukan
pendampingan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyusunan
asesmen, dan melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.
Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan optimal maka saya sendiri
juga harus mandiri, yaitu belajar untuk meningkatkan
kompetensi diri.
- Mendorong
kolaborasi:bekerjasama
untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran.
Kegiatan supervisi juga dilakukan untuk menemukan permasalahan yang
terjadi dalam pembelajaran sehingga saya dan rekan guru bekerjasama untuk
mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan. Selain itu saya juga
bekerjasama denga guru serumpun untuk melaksanakan kegiatan proyek
pembelajaran.
- Mewujudan
kepemimpinan murid: dalam pembelajaran saya mendesain sesuai dengan kebutuhan dan minat
siswa sehingga siswa bisa belajar dengan menyenangkan. Siswa akan aktif
dalam pembelajaran sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Saya
sebagai guru hanya menuntun siswa untuk pembelajaran di kelas.
- Menggerakkan
komunitas praktisi: dengan mengaktifkan komunitas belajar di sekolah, dimana guru
mendiseminasikan hal baru yang di dapat di setiap mengikuti pelatihan atau
workshop. Saya akan berkolaborasi dengan rekan untuk membagikan praktik
baik yang sudah dilakukan dalam pembelajaran sehingga bisa dijadikan
referensi rekan di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar