Selasa, 29 November 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN

MODUL 1.2 NILAI-NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

BUDI IDRIS S.Pd
CGP Angkatan 5 Kabupaten Labuhanbatu Selatan

 

 

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Pendidikan menurut Ki Hajar dewantara, dilanjutkan ke modul 1.2 tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak. Pada modul 1.2 dimulai dengan setiap CGP membuat trapesium usia. Dari trapesium usia yang sudah saya buat, saya banyak mendapatkan pembelajaran baru, yaitu bahwa kejadian negative atau positif meskipun sudah lama berlalu tetapi kejadian tersebut masih bisa saya ingat. Hal tersebut menjadi pembelajaran bahwa sebagai guru saya harus bisa menjadi momen positif untuk siswa-siswa saya dan mengusahakan jangan sampai ada momen atau kejadian negative yang dirasakan oleh siswa saya. Selanjutnya saya mengidentifikasi nila-nilai guru penggerak yang sudah ada pada diri saya. Kemudian bagaimana nilai-nilai guru penggerak tersebut bisa dilakukan dan dioptimalkan dalam pembelajaran maupun dalam kepemimpinan di sekolah tempat saya mengajar.

CGP belajar mandiri untuk memahami konsep materi. Materi yang harus dipahami, yaitu bagaimana manusia tergerak, bagaimana manusia bergerak, tahap ini dan bagaimana menggerakkan manusia. Dalam mempelajari konsep materi tersebut saya juga menjawab pertanyaan yang ada di modul untuk merefleksi dari belajar mandiri tersebut. Pada tahap ini saya akhirnya paham bahwa dalam melaksanakan pembelajaran saya harus benar-benar memahami bagaimana kondisi siswa. Setiap siswa memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda dan permasalaham yang berbeda pula.

Selanjutnya, kegiatan diskusi kelompok secara virtual pada hari jumat Tanggal 20 mei untuk membuat karya tentang rancangan satu kegiatan sebagai upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai yang dimiliki setiap anggota kelompok. Hasil diskusi dari kelompok saya (kelompok 2) memilih nilai kolaborasi, kenapa kolaborasi? Karena kami berdua saat diminta nilai yang muncul pada setiap orang kami semua memunculkan nilai kolaborasi. Sehingga kami berdiskusi untuk membuuat rancangan kegiatan nilai kolaborasi. Menemukan Nilai Luhur Sosial Budaya dalam Menebalkan Laku Murid

Kegiatan tersebut mengkolaborasikan guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Kami dalam kelompok juga berkolaborasi dalam menyusun rancangan kegiatan. Hasil kolaborasi kelompok kami dibuat dalam bentuk PPT dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya secara virtual yaitu hari rabu Tanggal 25 mei. Saya bertugas sebagai moderator dan bu Sulastri Hari sebagai presenter. Pada saat presentasi Bu sulastri terdapat kendala jaringan sehingga penjelasan materi saya lanjutkan. Setelah presentasi, kami diminta untuk membuat refleksi mengapresiasi peran satu rekan dalam kelompok. Saya membuat refleksi untuk rekan saya yaitu Bu Sulastri

Saya membuat gambaran diri sebagai guru penggerak di masa yang akan datang yaitu setelah saya selesai pendampingan guru penggerak. Kegiatan dilaksanakan pada hari selasa Tanggal 30 Mei Banyak hal yang saya lakukan sebagai implementasi Pendidikan menurut KHD dan peran sebagai guru penggerak sebagai perbaikan pembelajaran berikutnya.  Kemudian kegiatan dialog virtual dengan instruktur pada hari SelasaTanggal 14 juni pukul 13.00 – 14.30 WIB tentang nilai dan peran guru penggerak. Setelah dialog virtual saya membuat tulisan narasi kaitan antara materi pada hari Rabu Tanggal 15 Juni yang ada pada modul 1.1 filosofi Pendidikan KHD dan modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak. Semua kegiatan sudah terselesaikan, akhirnya saya melanjutkan untuk menyusun aksi nyata. Kegiatan apa yang saya lakukan untuk implementasi dari hasil belajar modul 1.2 ini.

Examination

Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian kegiatan baik belajar secara mandiri maupun diskusi secara virtual, akhirnya saya memahami bagaimana nilai dan peran guru penggerak. Guru penggerak harus memiliki nilai inovatif, kolaboratif, reflektif, berpihak pada siswa dan mandiri. Peran guru penggerak yaitu mampu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas baik di sekolah maupun lingkungan sekolah, mampu berkolaborasi dengan rekan dan membimbing rekan di sekolah, dan mampu mewujudkan kepemimpinan murid. Semua peran tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada trilogy Pendidikan menurut KHD yaitu, ing ngarso sang tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Nilai guru penggerak tersebut sebelumnya masih belum saya lakukan dengan optimal misalnya pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sebelumnya pembelajaran yang saya lakukan masih berfokus pada bagaimana anak menyelesaikan soal-soal ujian. Tetapi dengan mempelajari modul 1.2 ini saya memahami bahwa pembelajaran harus berpihak pada siswa. Pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan kodrat anak.

Articulation of Learning

Point penting yang dipelajari pada modul 1.2 adalah tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak. Setelah mempelajari modul ini diharapkan guru memiliki nilai-nilai guru penggerak yaitu mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif dan berpihak pada siswa. Guru juga harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran, mampu berkolaborasi dengan rekan serta mampu menggerakkan rekan serta mewujudkan kepemimpinan murid. Selain itu saya juga mempelajari tentang bagaimana cara kerja otak, yang pertama yaitu sitem berfikir cepat dan system berfikir lambat, kedua kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari: kebutuhan bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan dan penguasaan, kebebasan dan kesenangan. Ketiga, tahap tumbuh kembang anak. Bahwa setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Kemudian di modul juga menjelaskan diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Karakter yang terlihat didasari oleh perilaku yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Untuk menumbuhka karakter perlu ada pengkondisian dan pembiasaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan keteladanan dan system/ aturan yang konsisten. Karakter yang baik pada siswa bisa kita tuntun dengan berpedoman pada trilogi Pendidikan menurut KHD yaitu dengan memberi tauladan, memotivasi dan mendorong siswa untuk menumbuhkan karakter.

Materi yang sudah dipelajari tersebut dapat diimplementasikan sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak. Saya harus mampu menjadi:

  1. Pemimpin pembelajaran: menyusun desain pembelajaran, membuat asesmen dan melakukan refleksi pembelajaran di setiap pembelajaran yang dilakukan. Menyusun pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan siswa, membuat refleksi atau evaluasi sebagai perbaikan pembelajaran berikutnya, dan dalam pembelajaran yang saya lakukan harus berpihak pada siswa sesuai dengan karakteristik siswa agar tujuan Pendidikan dalam memerdekakan anak bisa terwujud.
  2. Menjadi coach bagi guru lain: memberikan bimbingan atau pendampingan ke rekan guru serumpun untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Hal ini dilakukan dengan adanya supervisi mata pelajaran serumpun, sehingga saya bisa melakukan pendampingan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyusunan asesmen, dan melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan optimal maka saya sendiri juga harus mandiri, yaitu belajar untuk meningkatkan kompetensi diri.
  3. Mendorong kolaborasi:bekerjasama untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran. Kegiatan supervisi juga dilakukan untuk menemukan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran sehingga saya dan rekan guru bekerjasama untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan. Selain itu saya juga bekerjasama denga guru serumpun untuk melaksanakan kegiatan proyek pembelajaran.
  4. Mewujudan kepemimpinan murid: dalam pembelajaran saya mendesain sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa sehingga siswa bisa belajar dengan menyenangkan. Siswa akan aktif dalam pembelajaran sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Saya sebagai guru hanya menuntun siswa untuk pembelajaran di kelas.
  5. Menggerakkan komunitas praktisi: dengan mengaktifkan komunitas belajar di sekolah, dimana guru mendiseminasikan hal baru yang di dapat di setiap mengikuti pelatihan atau workshop. Saya akan berkolaborasi dengan rekan untuk membagikan praktik baik yang sudah dilakukan dalam pembelajaran sehingga bisa dijadikan referensi rekan di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar