gambar ilustrasi sumber: kompas.com |
Pembelajaran Diferensiasi dan Penerapannya
Ditulis Oleh : Budi Idris S.Pd
CGP Angkatan Ke 5
dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara
Asal Sekolah: SMA
Negeri 2 Kotapinang
Kemampuan mendiagnosis kebutuhan siswa menjadi
keterampilan yang harus dimiliki guru, maka perbaikan sistem pendidikan dimulai
dengan kemampuan guru mengakomodir kebutuhan belajar siswa. Keberhasilan proses
pembelajaran di kelas di pengaruhi oleh kemampuan guru memberikan metode atau
cara-cara yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran, Pelajaran
Berdiferensiasi menjadi salah satu pilihan yang bisa diterapkan guru dalam
pembelajaran.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang
mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan
kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda,
sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya
akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran
dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid,
maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang
pintar.
Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran
berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar memberikan kenyamanan kepada
murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang di fahami dan
didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkesinambungan, guru peduli dan
merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru menggunakan beragam cara
agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan
yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide,
serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa
yang mereka pelajari.
Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak
memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya terpenuhi
karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah
baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.
Guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu:
kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan
melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
2.
Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan
(memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
3.
Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Diagnosis kebutuhan belajar merupakan kunci pokok seorang
guru untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil diagnosis kita
tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan
akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga
memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupun dari
lingkungannya.
Dukungan dari orang tua dan murid sangat diperlukan
dalam hal untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang
ada. Kiranya jangan ada manipulasi data yang diberikan, Orang tua dan murid
harus jujur ketika guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik melalui
wawancara, angket, survey, dan lain-lain.
Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;
1. Direfensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid.
Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil
belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.
Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar
murid.
2. Diferensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan
memahami atau memaknai apa yang dipelajari.
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
a. Menggunakan kegiatan berjenjang
b. Meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan
yang perlu diselesaikan di sudut-sudut
minat,
c. Membuat agenda individual untuk murid (daftar
tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan
tugas,
d. Mengembangkan kegiatan bervariasi
3. Diferensiasi
produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang
harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau
sesuatu yang ada wujudnya.
Produk yang diberikan meliputi 2 hal:
a. Memberikan tantangan dan keragaman atau
variasi,
b. Memberikan murid pilihan bagaimana
mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan
dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan
yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid
maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang
belajarnya.
Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid
dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan,
guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru
dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani
dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil
belajar yang optimal.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya
kita sebagai guru akan mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus
tetap dapat bersikap positif, Untuk tetap dapat bersikap positif meskipun
banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, adapun sikap
positif kita:
1.
Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang
mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community)
2.
Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
3.
Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun
belum maksimal.
4.
Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang
sudah diterapkan
Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan
filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak,
visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan
menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “pamong”, guru harus dapat menuntun
murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan
pembelajaran berdiferensiasi.
Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah
menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang
memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran
berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka
belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu
caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat
mendukung pembelajaran berdirensiasi.
Akhirnya mari terus meningkatkan kompetensi kita
sebagai guru terlebih bagi guru penggerak yang akan menggerakkan perubahan pendidikan
yang positif kearah yang lebih baik menuju pendidikan berkualitas di negeri
ini, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar