LEMBAR HASIL WAWANCARA PERTAMA DENGAN KEPALA SMA NEGERI 2 KOTAPINANG TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILEMA ETIKA
IDENTITAS RESPONDEN :
NAMA :
Drs. SINDAK LUMBANRAJA
NIP :
19640103 199103 1 007
UNIT
KERJA :
SMA NEGERI 2 KOTAPINANG
JABATAN :
KEPALA SMA NEGERI 2 KOTAPINANG
IDENTITAS PEWAWANCARA
:
NAMA :
BUDI IDRIS S.Pd
NIP :
19850401201402 1 004
UNIT
KERJA :
SMA NEGERI 2 KOTAPINANG
JABATAN :
GURU
HASIL WAWANCARA
Budi : Apa Kabar pak ?
Sindak : Sehat pak, Bapak bagaimana
kabarnya ?
Budi : Alhamdulillah
sehat juga pak.
Sindak : Apa kira-kira yang mau
dibicarakan ini pak ?
Budi : Ada yang mau ditanyakan pak, terkait permasalahan
yang bapak hadapi selama menjadi Kepala Sekolah tentang dilema etika. Pernah
kah bapak mengalaminya ?
Sindak : Kalau mengalami masalah yang berkaitan dengan dilema etika,
tentu banyak pak. Tapi saya akan menceritakan satu permasalahan saja.
Budi : Ia pak, kita bicarakan satu permasalahan saja,
sampai pengambilan keputusan dari masalah dilema etika itu ya pak.
Sindak : Pernah suatu ketika saya memiliki guru di sekolah yang saya pimpin,sebut saja Namanya ibu Indah sering tidak masuk kelas karena masalah kesehatan. Sewaktu sehat beliau guru yang rajin mengajar. Ketika kesehatannya terganggu beliau sampai berbulan-bulan tidak masuk kelas karena penyakitnya yang cukup serius, sehingga siswa tidak belajar bahkan sampai waktu ujian tengah semester. Ini menjadi dilema bagi saya sebagai kepala sekolah karena jika sang guru terus-terusan saya berikan izin tidak masuk karena masalah Kesehatan maka siswa tidak belajar mata pelajarannya. Namun jika saya memaksakan beliau untuk datang ke sekolah mengajar murid-murid maka dikhawatirkan penyakitnya semakin parah.
Budi : Dari kasus yang bapak ceritakan tadi, sudah adakah penyelesaiannya ?
Sindak : Sudah. Saya sudah mengambil keputusannya.
Budi : Seperti apa keputusannya pak?
Sindak : Jadi keputusannya bu Indah digantikan oleh seorang guru
lainnya mengajar di kelasnya selama dia belum bisa mengajar.
Budi : Bagaimana Langkah-langkah bapak dalam mengambil
keputusan seperti itu ?
Sindak : Awalnya saya menghubungi bu Indah untuk menanyakan solusi
dari permasalahan itu sambil menanyakan perkembangan kesehatannya. Dari
komunikasi kami, bu Indah setuju mencari pengganti sementara beliau selama
beliau belum bisa mengajar karena sakit. Saya menawarkan guru yang jam pelajarannya
sedikit untuk menggantikan jam pelajaran bu Indah. Dengan demikian bu Indah
bisa konsentrasi untuk mengobati penyakitnya dan murid-murid juga mendapat
pelajaran.
Budi : Menurut Bapak, siapa saja yang bapak libatkan dalam
menyelesaikan masalah ini ?
Sindak : Saya berkonsultasi dengan wakil kepala sekolah, khususnya
wakasek bidang kurikulum untuk mencari solusi dari
masalah ini.
Budi : Menurut Bapak, apakah keputusan yang Bapak ambil
sudah tepat ?
Sindak : Menurut saya sudah tepat, karena dengan solusi seperti ini
semuanya berjalan dengan lancar.
Budi : Terima kasih pak, sudah ingin diwawancarai dan
berbagi pengalaman tentang permasalahan dilema etika yang pernah bapak alami.
Sindak : Sama-sama Pak.
ANALISIS PRAKTIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILEMA ETIKA
1. Paradigma dilema etika
Keadilan lawan rasa
kasihan. Karena dari kasus di atas pak Kepala Sekolah memiliki rasa kasihan
terhadap bu Indah yang sedang dalam keadaan sakit namun satu sisi pak Kepsek
juga ingin murid-murid mendapatkan keadilan yaitu belajar mata pelajaran yang
diampu bu Indah
2. Prinsip.
Berpikir Rasa peduli. Karena pak Kepala sekolah peduli dengan ibu Indah yang fokus untuk penyembuhan penyakitnya, namun tetap memikirkan bagaimana murid-murid tidak dirugikan dengan tidak belajar
3. 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Me Mengenal nilai-nilai
yang saling bertentangan : Kebenaran, keadiilan dan kemanusiaan
· Menentukan siapa yang
terlbat dalam situasi ini : Kepala Sekolah, Wakasek dan Guru
· Kumpulkan fakta-fakta
yang relevan dengan situasi ini :
- Siswa tidak belajar salah satu mata pelajaran sampai Ujian Tengah Semester
- Guru izin tidak masuk sekolah karena masalah Kesehatan
· - Pengujian Benar/Salah:
Uji
Legal :
Tidak ada unsur pelanggaran hukum
o Uji
Regulasi :
Tidak ada pelanggaran kode etik
o Uji
Intuisi :
Ibu Indah ingin sehat seperti biasa agar bisa mengajar murid-murid
o Uji Publikasi :
Tidak masalah jika dipublikasikan
o Uji Panutan/Idola : Mencari pengganti sementara ibu Indah
mengajar di kelas
Pe Pengujian paradigma
benar vs benar : Rasa Keadilan VS Rasa Kasihan
Kepala Sekolah benar meminta bu Indah
untuk digantikan dengan guru lain dan benar memberikan izin tidak masuk ke
sekolah kepada bu Indah dalam masa pengobatannya.
· Melakukan Prinsip
Resolusi : Berpikir Berbasis Rasa Peduli
· Investgasi Opsi
Trilemma :Memberikan dispensasi kepada bu Indah untuk mencari penggantinya
dan murid-murid tetap belajar.
· Keputusan :Mencari
pengganti bu Indah untuk mengajar murd-muridnya di kelas
· Lihat lagi keputusan
dan refleksikan : Keputusan yang diambil adalah mengganti sementara bu Indah
sehingga murid-murid biisa belajar. Sekiranya saya menjadi pak kepala sekolah
maka saya juga akan melakukan hal yang sama.
LEMBAR HASIL WAWANCARA
KEDUA DENGAN KEPALA SMA NEGERI 2 TORGAMBA
TENTANG PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DILEMA ETIKA
IDENTITAS RESPONDEN :
NAMA :
JONSON MANURUNG, M.Pd
NIP :
198002142010011012
UNIT
KERJA :
SMA NEGERI 2 TORGAMBA
JABATAN :
KEPALA SMA NEGERI 2 TORGAMBA
IDENTITAS PEWAWANCARA
:
NAMA :
BUDI IDRIS S.P,d
NIP :
19850401 201402 1 004
UNIT
KERJA :
SMA NEGERI 2 KOTAPINANG
JABATAN :
GURU
HASIL WAWANCARA
Budi : Apa Kabar pak ?
Jonson : Sehat pak, Bapak bagaimana
kabarnya ?
Budi : Alhamdulillah,
sehat juga pak.
Jonson : Apa cerita ini pak?
Budi : ia pak, ada yang
mau ditanyakan ini pak.
Jonson : Silahkan pak.
Budi : Pernah tidak
bapak mengalami masalah dilema etika sebagai pemimpin pembelajaran ?
Jonson : Tentu selama menjadi Kepala Sekolah banyak mengalami masalah pak
yang berkaitan dengan dilema etika. Tapi saya akan menyampaikan salah satu nya
saja pak.
Budi : Ia pak.
Jonson : Saya memiliki seorang guru yang selalu
melaksanakan tufoksi nya dengan baik. Sebut saja namanya pak Hendra beliau
selalu datang tepat waktu dan hampir tidak pernah meninggalkan kelasnya. Suatu
ketika pak Hendra permisi tidak masuk ke sekolah karena membawa anaknya
berobat. Ketika beliau tidak hadir pada hari itu pula pak pengawas datang ke
sekolah untuk mensupervisi kelas pak Hendra. Pak Kepala Sekolah menyampaikan
pada pak pengawas bahwa pak Hendra sedang membawa anaknya berobat. Namun pak
pengawas menyatakan bahwa sebelumnya supervisi terhadap pak Hendra sudah
terjadwal, dan harus melaporkan hasil supervisi ke kantor Dinas Pendidikan.
Permasalahan ini menjadi sebuah dilema bagi saya pak.
Budi : Jadi bagaimana cara penyelesaianya pak
?
Jonson : Saya meminta kepada pak Pengawas agar pak Hendra
digantikan dengan guru lain untuk disupervisi. Namun masalahnya guru lain belum
mempersiapkan diri untuk disupervisi. Terutama persiapan mental. Kalua
administrasi pembelajaran semua guru sudah dipersiapkan sebelumnya.
Budi : Apakah pak pengawas menyetujuinya? Dan
Bagaimana penunjukan guru lain untuk menggantikan pak Hendra pak ?
Jonson : Pak pengawas bisa menerima alasan yang saya
sampaikan. Untuk pengganti pak Hendra saya memanggil guru lain yang sama mata
pelajarannya dengan pak Hendra dan saya motivasi untuk semangat dan percaya
diri. Walaupun guru yang bersangkutan menyebutkan bahwa pak Hendra
adalah guru senior, beliau takut penilaian di supervisi tidak sesuai harapan
sekolah. Namun saya terus memberikan semangat dan motivasi.
Budi : Menurut bapak, siapa saja yang bapak
libatkan dalam menyelesaikan masalah ini ?
Jonson : saya melibatkan paka pengawas, wakil kepala
sekolah, dan Bapak/Ibu Guru untuk dikonsultasikan.
Budi : Menurut bapak, apakah keputusan yang
bapak ambil sudah tepat.
Jonson : ya pak, sudah tepat.menurut saya. Karena pak Hendra
juga bisa tenang mengobati anaknya dan pak pengawas juga tidak merasa kecewa.
Budi : terima kasih pak sudah berkenan
diwawancari masalah dilema etika yang pernah bapak alami sebagai pemimpin
pembelajaran.
Jonson : sama-sama pak Budi.
ANALISIS PRAKTIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILEMA ETIKA
1. Paradigma dilema etika
Kebenaran lawan
Kesetiaan. Karena dari kasus di atas pak Kepala Sekolah memiliki kesetiaan
terhadap pak Hendra yang seharusnya disupervisi pengawas, namun pak Kepala
Sekolah berkomunikasi dengan pengawas untuk mencari pengganti pak Hendra
2. Prinsip.
Berpikir Rasa peduli.
Karena pak Kepala sekolah peduli dengan Pak Hendra yang fokus untuk membawa
anaknya berobat, namun tetap memikirkan bagaimana supervise dari pengawas tetap
berjalan sesuai jadwal dan mata pelajaran.
3. 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan.
· Mengenal nilai-nilai
yang saling bertentangan : Kebenaran, keadiilan dan kemanusiaan
· Menentukan siapa yang
terlbat dalam situasi ini : Kepala Sekolah, Pengawas, Wakasek dan Guru
· Kumpulkan fakta-fakta
yang relevan dengan situasi ini :
o Pengawas ingin melakukan supervisi kepada pak Hendra sesuai jadwal yang
disepakati
o Guru izin tidak masuk sekolah karena membawa anaknya berobat
· Pengujian Benar/Salah:
o Uji
Legal :
Tidak ada unsur pelanggaran hukum
o Uji
Regulasi :
Tidak ada pelanggaran kode etik
o Uji
Intuisi :
Pak Hendra ingin hadir ke sekolah untuk supervisi, namun anaknya sakit
o Uji Publikasi :
Tidak masalah jika dipublikasikan
o Uji Panutan/Idola : Mencari pengganti pak Hendra untuk
disupervisi
· Pengujian paradigma
benar vs benar : Kebenaran VS Kesetiaan
Kepala Sekolah benar meminta kepada
pengawas agar pak Hendra digantikan dengan guru lain dan benar memberikan izin
tidak masuk ke sekolah kepada pak Hendra karena membawa anaknya berobat.
· Melakukan Prinsip
Resolusi : Berpikir Berbasis Rasa Peduli
· Investgasi Opsi Trilemma
:Memberikan dispensasi kepada pak Hendra, dan mencari pengganti pak Hendra
untuk disupervisi pengawas.
· Keputusan :Mencari
pengganti pak Hendra untuk disupervisi pengawas sesuai jadwal yang ditentukan
· Lihat lagi keputusan
dan refleksikan : Keputusan yang diambil adalah tetap melaksanakan
supervisi kelas dengan mencari pengganti pak Hendra. Sekiranya saya menjadi pak
kepala sekolah maka saya juga akan melakukan hal yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar