Rabu, 08 Desember 2021

Cerpen: Kazumi Belajar Makna Budaya Antri

 


“Aha! Ketemu juga akhirnya!”

Teriakanku mengagetkan Kazumi yang duduk di sudut meja perpustakaan. Buku yang dipegangnya hampir saja terlepas.

“Bapak cari apa, sih?”

Aku tidak segera menjawab pertanyaan Kazumi. Kedua mataku masih fokus untuk melihat buku yang ku pegang. Buku yang sudah lama ingin ku baca ternyata terletak di bagian belakang susunan buku lemari perpustakaan sekolah tempat aku mengajar. Cover buku berwarna emas dengan balutan warna buku coklat yang menarik menjadikan buku yang kupegang terlihat istimewa. Dengan menegakkan kepala, aku menunjukkannya pada Kazumi.

“Ini yang Bapak cari, Zum!”

“Buku Apa itu, Pak?”

Kazumi bertanya sambil menekuni setiap huruf yang tertulis di cover buku. Aku melihatnya tersenyum saat dia mengeja pelan, “Emotional Quality Manajement.”

Dia pun menunjukkan wajah  sedikit kebingungan, “Wah buku tentang apa lagi itu, Pak?”

Aku mulai membuka penjelasan tentang buku yang aku pegang. Sebuah buku yang didalamnya terdapat bagaimana refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi.

“Kazumi Masih Bingung, Pak?”

Aku tersenyum tipis, “Makanya dibaca bukunya, Zum. Meskipun kita sibuk dan waktu kita sedikit sisihkan waktu untuk terus membaca buku, mulai sekarang banyak baca buku bertema motivasi hidup ya biar kamu terus semangat”

Kazumi pun begitu penasaran dan ingin tahu isi buku itu sebelum dia membacanya. Dia berkata coba pak ceritakan sedikit tentang isi buku itu.

“Gitu ya, Zum. Sebelum menceritakan isi buku ini kita bahas dulu mengenai pentingnya Budaya Antri,” jawabku sambil melihat reaksi wajah kazumi.

“Memang ada hubungannya, Pak?”

“Ada dong, jawabku tegas!”

Perlahan-lahan aku menjelaskan padanya bahwa apa pun buku yang kita baca jika tidak kita terapkan dalam kehidupan maka tidak akan memberikan manfaat. Budaya antri memiliki nilai pembelajaran kehidupan.

”Bapak pernah membaca artikel tentang budaya antri di negara Jepang, negara yang maju di kawasan asia dan masyarakatnya sangat terkenal dengan disiplin dan memiliki etos kerja yang baik. Kesuksesan masyarakat Jepang bukan lahir begitu saja namun sejak usia dini pendidikan moral dan disiplin sudah di ajarkan di Jepang, salah satunya budaya antri, sehingga wajar saat ini masyarakatnya sudah terbiasa untuk hidup disiplin.”

Kazumi pun mengangguk-anggukkan kepala. Sepertinya dia telah menyerap penjelasan awalku. Menyadari telah terbuka gerbang untuk menyerap pengetahuan tambahan, aku pun semakin bersemangat untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang manfaat budaya antri.

“Wah penasaran jelasin dong Pak budaya antri kok bisa meningkatkan disiplin ?”
Aku menganggukkan kepala kemudian menjelaskan padanya tentang manfaat budaya antri.

“Dalam budaya antri yang mengakar di masyarakat Jepang ada berbagai ajaran hidup. Misalnya tentang management waktu. Agar bisa dilayani lebih cepat, maka harus datang lebih awal sebelum antrian panjang. Jika datang terlambat ketika antrian sudah panjang kemudian buru-buru minta dilayani, pertanda orang itu tidak punya disiplin waktu yang baik.”

“Gitu ya, Pak”

“Selain itu, orang Jepang paham betul bahwa semakin tertib mereka mengantri, semakin cepat pula dilayani. Antrian yang tertib memudahkan proses yang sedang berjalan. Semakin kacau dan berebut sebuah antrian, maka semakin lama mereka mendapat pelayanan. Seharusnya semua orang di dunia ini berpikir seperti ini.”

“Negara kita bisa Gak, Pak?” tanya Kazumi menatap kedalaman mataku.

Aku pun berusaha membalasnya dengan tatapan tajam. Sebuah tatapan yang kupercaya akan membuat segala penjelasan mudah diterima.

“He he he. Bisalah, Zum. Kalau ada keinginan semuanya bisa kita lakukan. Buktinya banyak orang hebat dengan disiplin tinggi lahir di negeri ini seperti Pak Habibi Keren, kan?”

Kazumi menjawab singkat dan cepat, “Banget, Pak!”

Sesaat setelahnya, aku menjelaskan ada beberapa manfaat jika kita menanamkan budaya antri sejak dini.

“Budaya antri mengajarkan kita belajar sabar sehingga bisa mengendalikan emosi dan keinginan, bila belum waktunya maka harus menunggu sampai tiba giliran kita. Kita belajar menghormati hak orang lain. Mereka yang datang duluan berhak mendapat giliran lebih dulu sehingga tidak semena-mena apalagi mengambil milik orang lain. belajar konsekuensi dari perbuatan. Bila ingin mendapat giliran lebih dulu maka harus datang lebih dulu, oleh karena itu harus bangun lebih pagi, bersiap lebih cepat sehingga bisa sampai lebih dulu dari orang lain. Kita belajar mengatur waktu. Agar tidak terlambat maka kita akan mengatur waktu sebaik dan se-efisien mungkin agar bisa mendapatkan antrian tidak paling belakang, misalnya mandi tidak lama-lama, tidur tidak terlalu larut agar bisa bangun bagi dan sebagainya. jelasku sambil sedikit melihat isi buku yang aku pegang.

 

“Ternyata dengan antri banyak pelajaran ya, Pak?”

Aku berusaha menjelaskan dengan bahasa semudah mungkin. Agar Kazumi bisa memahami betul manfaat budaya antri.

“Masih ada manfaat lainnya jika kita terbiasa antri, Kita menjadi berpikir untuk melakukan sesuatu selama mengantri seperti menghapal pelajaran, membaca buku, browsing internet, bahkan bermain game pun tidak apa. Selanjutnya kita belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain yang juga ikut mengantri. Kita belajar disiplin, tertib, rapi dan sopan karena dalam mengantri tidak perlu mendorong-dorong sebab setiap orang pasti akan mendapatkan gilirannya. kita belajar rasa malu karena kadang kala ada orang-orang yang menyerobot antrian orang lain yang akan membawa keributan/kericuhan sehingga hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita. Kita belajar berani, jika ada yang menyerobot antriannya atau antrian orang lain, Kita dapat mencoba menegurnya karena hal tersebut merugikan orang lain. jelasku kemudian mengambil jeda.

“Kazumi menganggukkan kepala kemudian berkata, “Wah lumayan banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari budaya antri, ya, Pak.”

“He he. Iya, Zum. Sebenarnya itulah yang dinamakan pendidikan karakter yang sering diajarkan di kelas tentang etika moral biasanya pelajaran Bapak Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ada dibahas, Makanya mulai sekarang mari budayakan antri di tempat-tempat fasilitas umum biar kita dapat manfaatnya. Jawab ku.

Pertanyaan mengenai manfaat budaya antri yang terlontar dari bibir Kazumi sepertinya sudah sedikit terjawab. Mudah-mudahan jawaban demi jawaban yang ku berikan untuk memperkuat pendidikan karakter pada remaja bisa di tularkan Kazumi ke teman-teman sebayanya.

“Pak, Terima kasih ya sudah menjelaskan tentang manfaat budaya antri, Kazumi banyak dapat pelajaran hari ini dari Bapak.”

“ Ok Zum, Sudah menjadi tugas Bapak untuk terus memberikan pengetahuan yang Bapak miliki kepada kalian.

“Kazumi masuk kelas duluan, ya, Pak”

“Assalamualaikum”

Pada akhirnya keberhasilan sebuah pendidikan karakter itu tidak semudah membalikkan telapak tangan butuh proses panjang dan berulang dilakukan agar menjadi sebuah kebiasan. Melihat generasi bangsa Indonesia dimasa yang akan datang memiliki disiplin yang kuat dan memiliki etos kerja yang baik akan menjadi kenyataan jika budaya pendidikan karakter sudah ditanamkan sejak dini.


 

 

 

 


4 komentar:

  1. Wah, keren. Cerpen yg sarat dg nilai2 karakter

    BalasHapus
  2. Langsung saya bintangi,
    Saya akan bagikan cerita ini kepada peserta didik saya.
    Mohon izin yaa Pak.
    Terimakaaih sudah berbagi

    BalasHapus
  3. Casino 2021 | Login Pages | JtmHub
    Casino 2021 | Login Pages Casino 2021. Casino 2021 | Login Pages Casino 영천 출장안마 2021. 제주 출장마사지 Casino 2021. Casino 2021. Casino 2021. Casino 경기도 출장마사지 2021. Casino 2021. 의왕 출장안마 Casino 통영 출장샵 2021.

    BalasHapus

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

  BUDI IDRIS S.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara Jurnal Refleksi Dwi tayangan Modul ...