Jumat, 09 September 2022

2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

 

gambar ilustrasi sumber: kompas.com

Pembelajaran Diferensiasi dan Penerapannya

    Ditulis Oleh : Budi Idris S.Pd

CGP Angkatan Ke 5 dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara

Asal Sekolah: SMA Negeri 2 Kotapinang

 

Kemampuan mendiagnosis kebutuhan siswa menjadi keterampilan yang harus dimiliki guru, maka perbaikan sistem pendidikan dimulai dengan kemampuan guru mengakomodir kebutuhan belajar siswa. Keberhasilan proses pembelajaran di kelas di pengaruhi oleh kemampuan guru memberikan metode atau cara-cara yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran, Pelajaran Berdiferensiasi menjadi salah satu pilihan yang bisa diterapkan guru dalam pembelajaran.  

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.

Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar memberikan kenyamanan kepada murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang di fahami dan didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkesinambungan, guru peduli dan merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.

Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari.

Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya terpenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.

Guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, harus memperhatikan hal-hal berikut:

1.     Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)

2.     Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)

3.     Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Diagnosis kebutuhan belajar merupakan kunci pokok seorang guru untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil diagnosis kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupun dari lingkungannya.

Dukungan dari orang tua dan murid sangat diperlukan dalam hal untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Kiranya jangan ada manipulasi data yang diberikan, Orang tua dan murid harus jujur ketika guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik melalui wawancara, angket, survey, dan lain-lain.

Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;

1.     Direfensiasi konten

Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.

Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

2.     Diferensiasi proses

Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari.

 

Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:

a. Menggunakan kegiatan berjenjang

b. Meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu    diselesaikan di sudut-sudut minat,

c. Membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,

d. Mengembangkan kegiatan bervariasi 

 

3. Diferensiasi produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.

Produk yang diberikan meliputi 2 hal:

a.  Memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,

b.  Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

 

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya.

Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya kita sebagai guru akan mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap positif, Untuk tetap dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, adapun sikap positif kita:

1.     Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community)   

2.     Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.

3.     Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun belum maksimal.

4.     Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan  

Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “pamong”, guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat mendukung pembelajaran berdirensiasi.  

Akhirnya mari terus meningkatkan kompetensi kita sebagai guru terlebih bagi guru penggerak yang akan menggerakkan perubahan pendidikan yang positif kearah yang lebih baik menuju pendidikan berkualitas di negeri ini, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

  BUDI IDRIS S.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara Jurnal Refleksi Dwi tayangan Modul ...