Kosongkan gelasmu Nak!
Pernah dalam satu kesempatan saya diunjuk menjadi wali kelas untuk kelas 12 IPS satu-satunya jurusan IPS yang ada pada masa itu. Kumpulan dari siswa-siswa yang dalam tanda petik dikatakan nakal.
Sebagai guru baru saya menerima tantangan dari kepala sekolah saat itu. Target yang diberikan bagaimana siswa yang ada bisa selesai sampai menerima izajah artinya tidak kena berhentikan sebelum selesai ujian nasional.
Tantangan yang berat mengingat saya guru baru tidak belum mengenal karakter siswa saya dan ada beberapa siswa laki-laki sudah saat itu sudah mendapat surat peringatan terakhir jika melakukan kesalahan lagi maka di berhentikan.
Pada pertemuan pertama pada masa itu saya teringat kisah "kosongkan gelasmu" dari salah satu buku motivasi yang saya baca.
saya mengatakan kepada anak didik saya kita semua yang ada diruang ini bahwasanya hati nurani kita itu seperti gelas. Jika gelas itu sudah penuh maka tidak akan bisa di isi air apapun begitu juga diri kita kalau sudah dihinggapi rasa sombong, sifat egois maka hal baik tidak akan bisa masuk kedalamnya.
Saat itu saya sampaikan mari kita kosongkan gelas kita masing-masing, dan memulai mengisi gelas kita dengan hal-hal yang bermanfaat.
Dengan kerja keras saya terus memotivasi anak didik saya, mengubah image jelek siswa IPS menjadi target awal saya masa itu.
Setiap jam istirahat saya membiasakan diri berbaur dengan mereka. siapa yang istirahat ke kantin saya persilahkan dan yang tinggal didalam kelas akan saya tanya hal apa yang menjadi kesenangan mereka dan saya pacu untuk meraih prestasi.
Pelan-pelan rasa persaudaraan terbangun diantara siswa saya, setiap ada pertandingan antar kelas selalu siswa saya yang menjadi juara.
Tepat pada masa itu seorang siswa saya terpilih menjadi perwakilan kabupaten sebagai anggota Pramuka ke Cibubur Jakarta timur. Dan saat yang bersamaan salah satu siswa berhasil juara 3 olimpiade sains bidang kebumian tingkat Propinsi.
Pelan-pelan prestasi mereka bermunculan dan yang paling berkesan masa itu saat siswa saya menjadi perwakilan pasukan pengibar bendera 17 Agustus di Kabupaten dari 5 siswa perwakilan kecamatan 3 diantaranya siswa saya. Kelas IPS yang tadinya dapat julukan kelas "danger" mampu berprestasi.
Saya tidak menyangka kekuatan kalimat kosongkan gelasmu mampu merubah segalanya.
Dan yang membuat hati ini bahagia dikala siswa paling nakal dulu dikelas saya memberi kabar pak saya lulus jadi TNI.
Mudah-mudahan cerita pengalaman ini menginspirasi. Bagi rekan-rekan pendidik lainnya.
#Day9NovAISEIWritingChallenge
Top. Saya terinspirasi
BalasHapus