Minggu, 20 Desember 2020

Warisan Kompeni masih Lestari




Kemerdekaan suatu cita-cita yang didambakan setiap negara yang dijajah. Kemerdekaan menjadi pintu menuju kemakmuran. Mari kita syukuri sebagai generasi yang lahir tidak pada masa perjuangan sehingga kita tidak merasakan pahitnya berjuang melawan penjajah. 

Walaupun kita generasi yang tidak langsung berperan aktif dalam proses perjuangan namun mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif menjadi suatu kewajiban.

Dijajah Belanda selama kurang lebih 350 tahun lamanya meninggalkan luka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Beraneka ragam peninggalan Belanda yang menjadi catatan dalam sejarah bangsa Indonesia.

Walaupun sudah merdeka ada beberapa hal yang sering dilakukan pada masa penjajahan Belanda saat ini masih kita lakukan, dimana kelakuan ini sifatnya sangat negatif sekali. 

Politik adu domba

Pastinya kita pernah dengar istilah Devide at Impera kalau diartikan kurang lebih mengadu domba satu sama lain. Ternyata kalau kita pelajari sejarah Belanda menguasai Indonesia cukup dengan mengadu kekuatan yang ada di dalam bangsa kita. 

Belanda akan mencari orang yang kuat yang bisa mereka bayar untuk melawan pihak-pihak yang menentang keberadaan mereka di Indonesia ini. Jika ini tidak berhasil membuat fitnah dikalangan masyarakat pada masa itu agar kekuatan kita saling beradu. Lelah bertempur dengan sesama bangsa kita barulah Belanda masuk dan menghantam kekuatan yang sudah habis karena pertempuran sesama.

Saat ini politik adu domba masih sering dilakukan dalam hidup dimasyarakat, dikemas dengan nama yang agak kekinian yaitu menggosip. Menceritakan kejelekan orang lain menjadi kebiasaan yang masih dilakukan. Hal ini sangat berbahaya sekali terkadang bisa dari bicara yang sederhana bisa membuat pertikaian dimana-mana.

Iri dan dengki

Iri dan dengki menjadi tradisi yang terus dilakukan dimasa saat ini. Padahal hal ini hanya ada dizaman penjajahan Belanda yang sengaja dilakukan untuk memecah belah persatuan. 

Iri dizaman ini sudah semakin menjadi dan kecenderungan susah melihat orang senang, dan senang melihat orang susah. Menjadi kebiasaan di seluruh lini kehidupan. 

Mudah-mudahan perjuangan para pahlawan memerdekakan bangsa kita. Bukanlah suatu hal yang sia-sia namun kemerdekaan yang sesungguhnya akan kita raih disaat kita mampu melepaskan diri dari sifat iri dengki dan mengadu domba.

Menjadi pribadi yang sempurna memang tidak bisa kita lakukan tetapi menjadi pribadi yang terus belajar kearah kebaikan sudah menjadi suatu kewajiban.

Terimakasih, salam literasi.


Budi Idris S.Pd

Guru PPKn, Blogger dan penulis 









6 komentar:

  1. Saya suka kalimat penutupnya:menjadi pribadi yang terus belajar ke arah kebaikan adalah suatu keharusan. Trmksh P Budi, keren...

    BalasHapus
  2. Pengajar, penasehat dan penolong☝️😊

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Warisan dari sudut pandang kompeni yang dituliskan secara apik dan ditutup dengan kalimat yang saya suka oleh teman literasi yang hebat.

    BalasHapus
  5. Master Idris... Betul sekali warisan yg harus dimusnahkan dlm diri kita. Tulisannya sangat menginspirasi kita keren...

    BalasHapus

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

  BUDI IDRIS S.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara Jurnal Refleksi Dwi tayangan Modul ...